SBD, perempuan berusia 13 tahun warga Dusun Aeng Nyonok, Desa Banyupelle, Kecamatan Palengaan, Pamekasan terpaksa kabur dari rumahnya karena dipaksa untuk menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) oleh orang tuanya.
Gadis dibawah umur itu rencananya akan diberangkatkan ke Saudi Arabia bersama 45 orang rekannya minggu lalu. Namun ia berhasil kabur dari rumahnya. Putri pasangan BUNARI dan SIRAH itu berhasil melarikan diri dengan berpura-pura akan mencari pakan ternak dan menyimpan pakaian di dalam besek (tempat menyimpan rumput).
Setelah berhasil kabur, SBD akhirnya dibawa tantenya dan dikenalkan dengan salah satu pengusaha batik di Jalan Segara Pamekasan untuk dipekerjakan disana.
SR, pengusaha batik yang menjadi jujukan pelarian anak tersebut menceritakan, awalnya ia tidak tahu bahwa anak tersebut kabur dari rumahnya karena dipaksa untuk menjadi TKW ke luar negeri. Sebab anak tersebut hanya melamar kerja. SR menerima kedatangan anak itu di rumahnya namun bukan untuk dipekerjakan, melainkan akan disekolahkan karena anak tersebut mengaku belum lulus Sekolah Dasar (SD).
Dua hari kemudian, lanjut SR, anak tersebut pamitan pulang karena alasan dijemput orang tuanya. Kenyataannya anak itu tidak pulang, melainkan ditampung di tempat kerja tantenya yang tak jauh dari rumah SR. Saat itu juga SR baru mengetahui bahwa anak tersebut kabur dari rumah untuk menghindari kemauan orang tuanya.
Ditemui di tempat kerja tantenya, SBD nampak trauma dan lari ke kamar mandi sambil mengunci pintu dari dalam.
“Saya sendiri baru tahu kemarin bahwa anak itu kabur dari rumahnya setelah tahu akan dipekerjakan keluar negeri oleh orang tuanya. Awalnya hanya ingin kerja saja disini,” kata SR.
Sementara itu SYAMSUL Sekretaris Desa (Sekdes) Banyupelle saat dihubungi melalui handphonenya mengaku belum mengetahui hal itu. Ia hanya membenarkan memiliki warga yang namanya sama dengan orang tua korban di Dusun tersebut dan masih akan dikroscek kebenarannya.
sumber: jaringradio.suarasurabaya.net
Gadis dibawah umur itu rencananya akan diberangkatkan ke Saudi Arabia bersama 45 orang rekannya minggu lalu. Namun ia berhasil kabur dari rumahnya. Putri pasangan BUNARI dan SIRAH itu berhasil melarikan diri dengan berpura-pura akan mencari pakan ternak dan menyimpan pakaian di dalam besek (tempat menyimpan rumput).
Setelah berhasil kabur, SBD akhirnya dibawa tantenya dan dikenalkan dengan salah satu pengusaha batik di Jalan Segara Pamekasan untuk dipekerjakan disana.
SR, pengusaha batik yang menjadi jujukan pelarian anak tersebut menceritakan, awalnya ia tidak tahu bahwa anak tersebut kabur dari rumahnya karena dipaksa untuk menjadi TKW ke luar negeri. Sebab anak tersebut hanya melamar kerja. SR menerima kedatangan anak itu di rumahnya namun bukan untuk dipekerjakan, melainkan akan disekolahkan karena anak tersebut mengaku belum lulus Sekolah Dasar (SD).
Dua hari kemudian, lanjut SR, anak tersebut pamitan pulang karena alasan dijemput orang tuanya. Kenyataannya anak itu tidak pulang, melainkan ditampung di tempat kerja tantenya yang tak jauh dari rumah SR. Saat itu juga SR baru mengetahui bahwa anak tersebut kabur dari rumah untuk menghindari kemauan orang tuanya.
Ditemui di tempat kerja tantenya, SBD nampak trauma dan lari ke kamar mandi sambil mengunci pintu dari dalam.
“Saya sendiri baru tahu kemarin bahwa anak itu kabur dari rumahnya setelah tahu akan dipekerjakan keluar negeri oleh orang tuanya. Awalnya hanya ingin kerja saja disini,” kata SR.
Sementara itu SYAMSUL Sekretaris Desa (Sekdes) Banyupelle saat dihubungi melalui handphonenya mengaku belum mengetahui hal itu. Ia hanya membenarkan memiliki warga yang namanya sama dengan orang tua korban di Dusun tersebut dan masih akan dikroscek kebenarannya.
sumber: jaringradio.suarasurabaya.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar