Liputan-Madura. Sumenep - Seorang satpam perusahaan swasta di Surabaya tega mencabuli kekasihnya yang masih berstatus pelajar SMA swata di Sumenep, Madura hingga mengalami pendarahan.
Pelaku yang saat ini menjalani pemeriksaan intensif di polres setempat bernama Citroyono (30) warga Desa Batang-Batang Daya Kecamatan Batang-Batang, Sumenep. Sedangkan korban yang masih di bawah umur, sebut saja Anggi (16) warga Desa Dapenda, Kecamatan Batang-Batang.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, pelaku merupakan kekasih korban. Setiap kali datang bertugas dari Surabaya selalu datang menjenguk. Namun tanpa sepengetahuan orang tua korban.
Pertemuan dua sejoli itu berlangsung setelah korban pulang sekolah. Itu dilakukan di rumah teman pelaku di sekitar Kecamatan Batang-Batang. Awalnya, hubungan dua sejoli itu layaknya orang berpacaran.
Namun dalam perkembangannya, pelaku mulai kurang ajar. Korban yang masih berstatus pelajar itu dipaksa untuk melayani nafsu birahinya hingga berulang kali. Pengakuan pelaku di depan penyidik, sudah tiga kali melakukan hubungan layaknya suami istri.
Terungkapnya kelakuan pejat pelaku tersebut saat korban mengalami kesakitan dan pendarahan dari kemaluannya awal pekan lalu. Korban berusaha menutupi peristiwa yang menimpa dirinya. Namun, setelah dipaksa akhirnya menceritakan pengalaman pahitnya itu ke dua orang tuanya.
Korban dipaksa melayani nafsu birahi pelaku disebuah rumah kosong atau berjarak sekitar 1 km dari rumah korban. Korban dari keluarga kurang mampu ini mengalami sakit dan pendarahan.
Pihak aparat desa yang mendapat laporan dari orang tua korban langsung mengejar pelaku ke tempat tugasnya di Surabaya. Pelaku sempat menghilang. Namun, setelah dibujuk dengan alasan akan dikawinkan akhirnya keluar dari persembunyiannya.
"Setelah datang dari Surabaya langsung kami serahkan ke penyidik Polres Sumenep," kata Sekretaris Desa (Sekdes) Dapenda, Kecamatan Batang-Batang, dalam bincang-bincang dengan detiksurabaya.com di Mapolres Sumenep, Jalan Urip Sumoharjo, Selasa (15/2/2011).
Dia mengaku sengaja tidak melibatkan polisi saat pengejaran ke Surabaya. Hanya, kepala desa dan kepala dusun. Alasannya, takut kabur. "Karena pelaku takut kabur, hanya aparat desa yang melakukan pengejaran. Akhirnya, pelaku mau keluar dari persembunyiaannya," katanya.
Saat ini, pihak korban dan aparat desa mendatangkan sejumlah saksi atas peristiwa tersebut. Penyidik Polres Sumenep juga melakukan visum dan memeriksa korban.
Pelaku yang saat ini menjalani pemeriksaan intensif di polres setempat bernama Citroyono (30) warga Desa Batang-Batang Daya Kecamatan Batang-Batang, Sumenep. Sedangkan korban yang masih di bawah umur, sebut saja Anggi (16) warga Desa Dapenda, Kecamatan Batang-Batang.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, pelaku merupakan kekasih korban. Setiap kali datang bertugas dari Surabaya selalu datang menjenguk. Namun tanpa sepengetahuan orang tua korban.
Pertemuan dua sejoli itu berlangsung setelah korban pulang sekolah. Itu dilakukan di rumah teman pelaku di sekitar Kecamatan Batang-Batang. Awalnya, hubungan dua sejoli itu layaknya orang berpacaran.
Namun dalam perkembangannya, pelaku mulai kurang ajar. Korban yang masih berstatus pelajar itu dipaksa untuk melayani nafsu birahinya hingga berulang kali. Pengakuan pelaku di depan penyidik, sudah tiga kali melakukan hubungan layaknya suami istri.
Terungkapnya kelakuan pejat pelaku tersebut saat korban mengalami kesakitan dan pendarahan dari kemaluannya awal pekan lalu. Korban berusaha menutupi peristiwa yang menimpa dirinya. Namun, setelah dipaksa akhirnya menceritakan pengalaman pahitnya itu ke dua orang tuanya.
Korban dipaksa melayani nafsu birahi pelaku disebuah rumah kosong atau berjarak sekitar 1 km dari rumah korban. Korban dari keluarga kurang mampu ini mengalami sakit dan pendarahan.
Pihak aparat desa yang mendapat laporan dari orang tua korban langsung mengejar pelaku ke tempat tugasnya di Surabaya. Pelaku sempat menghilang. Namun, setelah dibujuk dengan alasan akan dikawinkan akhirnya keluar dari persembunyiannya.
"Setelah datang dari Surabaya langsung kami serahkan ke penyidik Polres Sumenep," kata Sekretaris Desa (Sekdes) Dapenda, Kecamatan Batang-Batang, dalam bincang-bincang dengan detiksurabaya.com di Mapolres Sumenep, Jalan Urip Sumoharjo, Selasa (15/2/2011).
Dia mengaku sengaja tidak melibatkan polisi saat pengejaran ke Surabaya. Hanya, kepala desa dan kepala dusun. Alasannya, takut kabur. "Karena pelaku takut kabur, hanya aparat desa yang melakukan pengejaran. Akhirnya, pelaku mau keluar dari persembunyiaannya," katanya.
Saat ini, pihak korban dan aparat desa mendatangkan sejumlah saksi atas peristiwa tersebut. Penyidik Polres Sumenep juga melakukan visum dan memeriksa korban.
sumber: detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar