Pamekasan (beritajatim.com) - Pendidikan anak usia dini (PAUD) sangat dibutuhkan sebagai pendidikan alternatif seperti yang tertuang dalam undang-undang. Hal itu dikarenakan, penyelenggaraan PAUD dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani, dan kecerdasan.
"Karena itu, meski bersifat longgar. Pemerintah tidak pernah mengerti bahwa PAUD sangat penting keberadaaannya di Pamekasan," kata Wakil Ketua DPRD Pamekasan, Khairul Kalam, Sabtu (5/1/2011).
Politisi Partai Demokrat ini mengatakan, konsep PAUD itu baik. Lebih baik lagi jika terencana adanya anggaran. Kurikulum PAUD tidak perlu homogen dari Sabang sampai Merauke. Nilai-nilai budaya sekitar perlu diperkenalkan kepada anak.
Dia mencontohkan, anak di daerah pegunungan perlu dikenalkan dengan alam dan budaya pegunungan. "Biar saja ada variasi. Tapi, yang terjadi di Pamekasan, Dinas Pendidikan justru menilai jika PAUD tidak terintegrasi dalam jenjang sistem pendidikan," tuturnya.
Menurutnya, pihaknya sudah beberapa kali menyuarakan agar ada anggaran untuk PAUD. Tapi, sambung Khairul, kenyataannya nihil. "Membangun anak-anak ibarat membangun pondasi yang ada dibawah, semuanya tidak kelihatan. Karena tidak kelihatan kadang pemerintah tidak paham," tandasnya.
Kasi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Disdik Pamekasan, Prama Jaya mengakui, sejak 2008, anggaran untuk PAUD tidak pernah ada. Padahal, perkembangan PAUD dewasa ini cukup pesat jika dibandingkan dengan kondisi lima atau sepuluh tahun yang lalu.
Diakuinya, usia 0 – 4 tahun merupakan usia emas bagi pertumbuhan anak, sehingga usia ini tidak boleh disia-siakan. "Di Pamekasan ada 300 lebih PAUD. Tumbuh suburnya lembaga PAUD di Pamekasan merupakan tuntutan kebutuhan pendidikan dari masyarakat. Tapi, kalau tidak ada komitmen anggaran, kami tidak bisa bergerak," pungkasnya.
sumber: www.beritajatim.com
"Karena itu, meski bersifat longgar. Pemerintah tidak pernah mengerti bahwa PAUD sangat penting keberadaaannya di Pamekasan," kata Wakil Ketua DPRD Pamekasan, Khairul Kalam, Sabtu (5/1/2011).
Politisi Partai Demokrat ini mengatakan, konsep PAUD itu baik. Lebih baik lagi jika terencana adanya anggaran. Kurikulum PAUD tidak perlu homogen dari Sabang sampai Merauke. Nilai-nilai budaya sekitar perlu diperkenalkan kepada anak.
Dia mencontohkan, anak di daerah pegunungan perlu dikenalkan dengan alam dan budaya pegunungan. "Biar saja ada variasi. Tapi, yang terjadi di Pamekasan, Dinas Pendidikan justru menilai jika PAUD tidak terintegrasi dalam jenjang sistem pendidikan," tuturnya.
Menurutnya, pihaknya sudah beberapa kali menyuarakan agar ada anggaran untuk PAUD. Tapi, sambung Khairul, kenyataannya nihil. "Membangun anak-anak ibarat membangun pondasi yang ada dibawah, semuanya tidak kelihatan. Karena tidak kelihatan kadang pemerintah tidak paham," tandasnya.
Kasi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Disdik Pamekasan, Prama Jaya mengakui, sejak 2008, anggaran untuk PAUD tidak pernah ada. Padahal, perkembangan PAUD dewasa ini cukup pesat jika dibandingkan dengan kondisi lima atau sepuluh tahun yang lalu.
Diakuinya, usia 0 – 4 tahun merupakan usia emas bagi pertumbuhan anak, sehingga usia ini tidak boleh disia-siakan. "Di Pamekasan ada 300 lebih PAUD. Tumbuh suburnya lembaga PAUD di Pamekasan merupakan tuntutan kebutuhan pendidikan dari masyarakat. Tapi, kalau tidak ada komitmen anggaran, kami tidak bisa bergerak," pungkasnya.
sumber: www.beritajatim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar