Liputan-Madura. SUMENEP - Sebanyak 70 siswa kelas I hingga kelas VI Sekolah Dasar Negeri Totosan 1, Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, sudah setahun ini terpaksa menjalankan kegiatan belajar dengan menumpang teras rumah warga.
Menurut Bunawi, sejak sekolah rusak kegiatan belajar tidak maksimal. "Anak saya sering pulang sebelum waktunya," ujarnya.
Salah seorang guru di SDN Totosan 1, Satrawi, menjelaskan bahwa sebagian dari siswanya belajar sambil lesehan karena tidak semua warga mampu menyediakan bangku dan meja.
Kondisi tersebut membuat kegiatan belajar mengajar tidak maksimal. "Tapi kami tetap menyemangati mereka agar tetap sekolah,” katanya, Minggu (20/2).
Satrawi menambahkan, robohnya gedung sekolah sudah diketahui Dinas Pendidikan Sumenep. Namun hingga kini belum dipastikan kapan perbaikan akan dilakukan. "Saya harap mudahan tahun ini turun anggaran untuk perbaikan," ujarnya.
Bunawi, salah seorang wali murid menyatakan kekecewaannya melihat kondisi sekolah anaknya. Gedung sekolah tersebut ambruk Pebruari 2010, tapi tidak ada tanda-tanda dilakukan perbaikan. "Kasihan siswa, sudah setahun belajar dengan kondisi seperti itu," tuturnya.
Bunawi pun memprotes program kerja 99 hari Bupati Sumenep yang baru KH Busyro Karim. Bupati dianggap terlalu fokus pada perbaikan layanan publik, namun mengabaikan berbagai persoalan yang jauh lebih penting, termasuk perbaikan gedung SDN Totosan.
Hingga berita ini ditulis, Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Ahmad Masuni belum dapat dimintai konfirmasi.
Sumber: tempo
Menurut Bunawi, sejak sekolah rusak kegiatan belajar tidak maksimal. "Anak saya sering pulang sebelum waktunya," ujarnya.
Salah seorang guru di SDN Totosan 1, Satrawi, menjelaskan bahwa sebagian dari siswanya belajar sambil lesehan karena tidak semua warga mampu menyediakan bangku dan meja.
Kondisi tersebut membuat kegiatan belajar mengajar tidak maksimal. "Tapi kami tetap menyemangati mereka agar tetap sekolah,” katanya, Minggu (20/2).
Satrawi menambahkan, robohnya gedung sekolah sudah diketahui Dinas Pendidikan Sumenep. Namun hingga kini belum dipastikan kapan perbaikan akan dilakukan. "Saya harap mudahan tahun ini turun anggaran untuk perbaikan," ujarnya.
Bunawi, salah seorang wali murid menyatakan kekecewaannya melihat kondisi sekolah anaknya. Gedung sekolah tersebut ambruk Pebruari 2010, tapi tidak ada tanda-tanda dilakukan perbaikan. "Kasihan siswa, sudah setahun belajar dengan kondisi seperti itu," tuturnya.
Bunawi pun memprotes program kerja 99 hari Bupati Sumenep yang baru KH Busyro Karim. Bupati dianggap terlalu fokus pada perbaikan layanan publik, namun mengabaikan berbagai persoalan yang jauh lebih penting, termasuk perbaikan gedung SDN Totosan.
Hingga berita ini ditulis, Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Ahmad Masuni belum dapat dimintai konfirmasi.
Sumber: tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar