Minggu, 06 Februari 2011

Tembus Luar Negeri, Nelayan Ikan Teri Harapkan Pembinaan

SUMENEP – Sejak satu tahun terakhir ini, ikan teri hasil tangkapan warga pesisir Desa Kombang, Kecamatan Talango, mulai menembus pasar luar negeri.

Salah seorang warga nelayan, Mahmudi, 45, mengatakan, selama ini menangkap ikan teri secara tradisional, sehingga hasil tangkapannya juga terbatas. Meski demikian, dia mengaku tidak pernah terbayangkan jika ikan teri hasil tangkapannya akan dikonsumsi warga mancanegara karena sebelumnya permintaan hanya datang dari warga Madura sendiri dan sebagian wilayah Jawa Timur. “Alhamdulillah, ikan teri hasil tangkapan saya sudah menembus pasar Singapura dan Malaysia,” kata Mahmudi, Rabu (2/2).

Ikan teri itu tidak dipasarkan para nelayan sendiri, melainkan para pedagang yang mempunyai jaringan pemasaran ke luar negeri. Para tengkulak inilah yang mendatangi nelayan. Menurut Mahmudi, ikan teri basah dijual nelayan ke tengkulak untuk ekspor Rp 3.000/kilogram. Sedangkan teri kering mencapai Rp 15 ribu/ kilogram. Harga tersebut lebih mahal dibanding sebelumnya yang dibeli oleh tengkulak untuk pasar lokal yang hanya berkisar Rp 2.000/kilogram untuk ikan teri basah dan Rp 10.000/kilogram untuk yang kering.

Dia menjelaskan, harga ikan teri diprediksi terus akan meningkat seiring dengan cuaca buruk yang sering melanda perairan Sumenep. Sebab, para nelayan banyak yang belum berani melaut. “Kalau nelayan tidak melaut, stok ikan teri akan berkurang. Otomatis harga akan naik,” tandasnya.

Mahmudi berharap ada bantuan dan pembinaan dari pemerintah. Selama ini, warga nelayan hanya mengandalkan kemampuan pribadinya, sehingga tidak mampu berkreasi, seperti pengemasan ikan teri secara modern yang akan menunjang daya tarik. “Para nelayan ikan teri di sini tidak pernah mendapat bantuan maupun pembinaan dari pemerintah,” ucapnya.

Dia tidak tahu pasti berapa ton ikan teri hasil tangkapan nelayan tardisional yang ada di Desa Kombang. “Pokoknya, selama ini selalu kekurangan stok saat ada pembeli dari luar daerah yang akan menjual ke luar negeri,” kata Mahmudi.

Ditemui terpisah, Wakil Ketua Komisi B DPRD Sumenep, Dwita Andriani, mengaku bangga dengan potensi ikan teri di perairan laut Sumenep, sebab akan meningkatkan ekonomi masyarakat. “Kalau saya menilai, ikan teri Sumenep cukup bagus kualitasnya. Tinggal bagaimanja mengelola atau pengemasannya, sehingga harganya lebih tinggi lagi,”ucapnya.

Untuk itu, dia berharap pemerintah daerah lebih proaktif dan respon dengan potensi laut Sumenep yang mempunyai kualitas tinggi dan sudah membuka pasar di luar negeri itu. “Tanpa ada keterlibatan pemerintah, mustahil nelayan tradisional itu akan berkembang,” kata Dwita.

Pasar di luar negeri untuk ikan teri juga sudah ditembus nelayan Pamekasan. Direktur sebuah perusahaan ekspor teri, Gazali, mengungkapkan, permintaan ikan teri ke Jepang terus meningkat,sehingga menyebabkan harga teri di tingkat nelayan mahal.

Menurut Gazali, nelayan di Pamekasan dan Sumenep lebih suka menjual ikan teri basah. "Mungkin karena proses pengeringannya rumit. Jadi, para nelayan lebih memilih menjual ikan teri basah," katanya.

Gazali yang juga pengurus Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Cabang Pamekasan menjelaskan eksportir teri di Madura saat ini kewalahan memenuhi permintaan pasar, khususnya Jepang. "Ikan teri (Stolephorus spp) merupakan jenis ikan kecil yang memiliki nilai ekonomi tinggi," katanya.

Di Pamekasan, sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang ekspor ikan teri antara lain PT Marinal Indoprima, CV Mahera Putra, PT Mina Bahari, dan PT Kelana Laut Perkasa. md2, ant



Sumber: http://www.surabayapost.co.id

Tidak ada komentar: