Minggu, 31 Juli 2011

Warga Kepulauan Mulai Pulang Kampung!!

Menjelang bulan puasa esok Warga kepulauan di wilayah Sumenep mulai berdatangan, hal ini karena tradisi masyarakat berpuasa di kampung halaman selain itu tradisi nyekar sebelum puasa juga mempengaruhinya. Terbukti dengan naiknya jumlah penumpang Kapal Darma Bahari Sumekar (DBS) 1 yang melayani trayek Kalianget-Pulau Kangean, dimana pada hari biasa penumpang sekitar 180 orang namun saat ini naik mencapai 250 orang.

Manger Operasional DBS, Bambang Supriyo saat di wawancarai RRI Sumenep, mengungkapkan "lonjakan penumpang memasuki Ramadhan memang terjadi tiap tahun, dan rata-rata mereka adalah warga kepulauan yang bekerja diluar kota.
Sementara terkait dengan kondisi cuaca belakangan ini, Bambang Supriyo mengatakan masih bisa ditempuh, meskipun kewaspadaan tetap ditingkatkan. Berdasarkan prediksi BMKG Kalianget Suemnep, ketinggian Gelombang sejak tanggal 29 Juli berkisar 1 hingg 3,5 meter, dengan kecepatan angin antara 5 hingga 45 km/jam.

Selasa, 19 Juli 2011

Didik J. Rachbini : Ekonom Dari Madura

Pria kelahiran Pamekasan 2 September 1960, dilahirkan dari pasangan suami istri, Rachbini dan Djumaatijah. Sebenarnya saat lahir oleh Ayahanda-nya beliau diberi nama Ahmad Junaidi, namun saat SD teman-temannya memanggilnya Didik dan Guru SD beliau merubah namanya menjadi Didik Junaidi Rachbini, dengan penambahan nama sang ayah di belakangnya.

Didik J. Rachbini Merupakan Salah satu putra Madura yang memiliki prestasi di kancah nasional, terutama dalam bidang ekonomi, selain itu beliau juga dikenal sebagai tokoh salah satu partai di Indonesia dan sempat memegang amanah sebagai Ketua Komisi VI DPR RI 2004-2009.

Pendidikan:

1. SD, SMP, SMA di Pamekasan, Madura 2.

2. S1 Institut Pertanian Bogor (1983)

3. S2 (MSc) Studi Pembangunan, Central Luzon State University, Filipina (1988)

4. S3 (PhD) Studi Pembangunan, Central Luzon State University, Filipina (1991)

Pekerjaan

1982 - 1983 Asisten dosen IPB, Bogor
1983 - 1985 Dosen IPB, Bogor
1985 - 1994 Peneliti LP3ES, Jakarta
1990 - 1991 Konsultan FAO
1991 - 1992 Kepala Program Penelitian, Jakarta
1992 - 1994 Wakil Direktur LP3ES, Jakarta
1993 - 1994 Dosen Universitas Nasional, Jakarta
1993 - 1995 Konsultan UNDP, Jakarta
1993 - Dosen Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta
1995 - 1997 Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana, Jakarta
1995 - Pendiri dan Pengajar di Universitas Paramadina Mulya, Jakarta
1995 - 2000 Direktur Institute for Development of Economics & Finance, Jakarta
1997 - Pembantu Rektor I, Universitas Mercu Buana, Jakarta
1998 - Dosen Program Magister Manajemen UI, Jakarta

Buku:

1. Bank Indonesia: Menuju Independensi Bank Sentral by Didik J. Rachbini , Suwidi Tono

2. Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik, by Didik J. Rachbini

3. Ekonomi Politik: Kebijakan Dan Strategi Pembangunan by Didik J. Rachbini

4. Ekonomi Politik: Paradigma, Teori, Dan Perspektif Baru by Didik J. Rachbini , INDEF (Organization), Center for Information and Development Studies (Indonesia)

5. Khazanah Pemikiran Ekonomi Indonesia by Didik J. Rachbini , Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (Indonesia)

6. Negara Dan Kemiskinan Di Daerah by Didik J. Rachbini

7. Pembangunan Ekonomi Rakyat Di Pedesaan: Sebagai Strategi Penanggulangan Kemiskinan by Didik J. Rachbini , Hasan Basri

8. Politik Ekonomi Baru Menuju Demokrasi Ekonomi by Didik J. Rachbini

9. Risiko Pembangunan Yang Dibimbing Utang by Didik J. Rachbini


Alamat Rumah
Pesona Depok G-10, Depok 16431
Telepon (021) 527770 Faksimile (021) 52454427

Jumat, 15 Juli 2011

Pengumuman Hasil PMDK Universitas Trunojoyo 2011

Adik-adik yang sedang menunggu hasil seleksi penerimaan Mahasiswa Baru di Universitas Trunojoyo Madura mungkin sedang resah untuk segera mengetahuinya. Bagi adik-adik yang penasaran dan sudah tidak sabar untuk kuliah di Universitas Trunojoyo Madura bisa mengakses situs Pengumuman hasil PMDK baik A,B,C, maupun D. dapat mengunjungi website ini, adik-adik tinggal menyiapkan Nomor peserta dan mengetiknya kedalam kolom yang telah disediakan panitia, Setelah itu tinggal di tekan enter. Dan setelah itu akan keluar hasil pengumumannya, kalau adik tidak di terima, tenang saja masih ada jalur SPMP atau jalur test lokal. dan jika adik berhasil selamat adik telah menjadi mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura.

Website Pengumuman PMDK Universitas Trunojoyo Madura

Unutk adik-adik yang masih penasaran bisa mengakses Portal Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) di web site ini:


Portal Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Trunojoyo Madura

Senin, 11 Juli 2011

Google coba Peruntungan di Jejaring Sosial



Siapa yang tidak kenal Google, dari yang baru kenal internet sampai yang sudah mahir pasti tahu. Google atau yang lebih dikenal dengan julukan "mbah google" merupakan raja search engine online terbesar di dunia maya bahkan di dunia yang tidak maya. Selain itu google dikenal dengan beragam produknya yang prestisius mulai dari layanan g-mail, pembelian youtube, sampai google adsense yang di buru oleh para pemburu pemburu uang. Namun karya google di social media (scomed) tidak begitu mengesankan sebut saja g-talk yang tidak bisa bersaing dengan YM Mesengger dan Skype, apalagi google buz yang banyak menganggapnya sangat merugikan. Tapi bukan google kalau patah semangat, tanggal 28 Juni 2011 kemarin google secara resmi meluncurkan Situs jejaring media yang di namai Google Plus yang di harapkan mampu bersaing dengan sang fenomenal Facebook dan sang maestro Twitter.

Google Plus harus benar-benar membuktikan kemampuannya, lawannya pertama tentu tidak mudah, facebook sebagai situs jejaring sosial yang mampu menggapai jutaan pengguna di seluruh dunia dalam waktu yang singkat akan memberikan perlawanan yang berat. Selaian itu Twitter yang telah mengorbitkan penggunanya keberagam posisi penting di kehidupan akan sangat susah digeser.

Terlepas dari semua itu goole plus mempunyai keunikan tersendiri, dengan adanya fasilitas Google+ Circle yang berfungsi untuk membuat sebuah grup, dan mampu memisah teman secara berkelompok mungkin dapat mengurangi banyaknya kloning ID di situs jejaring sosial lain karena pengguna susah memisah pretemanannya. Namun saat ini Google Plus sedang dalam tahap percobaan, hanya sejumlah pengguna saja yang dapat mengaksesnya salah satunya Mark Zuckerberg pendiri Facebook bahkan dia Menurut catatan Google+ Statistics yang dirilis pada Selasa (5/7/2011) memiliki Followers terbanyak 21.213 follower, mengalahkan Founder Google Larry Page 14.798 follower, dan Co-Founder Google Sergey Brin 11.629 follower.

D. Zawawi Imron Si Celurit Emas Dari Madura


D Zawawi Imron (lahir di Batang-batang, Sumenep, Madura, 1945, tidak diketahui tanggal dan bulannya) adalah sastrawan Indonesia.

Penyair yang tidak tamat Sekolah Rakyat ini tetap tinggal di desa kelahirannya. Dia memenangkan hadiah utama penulisan puisi ANTV (1995).

Bersama Dorothea Rosa Herliany, Joko Pinurbo, dan Ayu Utami, Zawawi pernah tampil dalam acara kesenian Winter Nachten di Belanda (2002).


Karyanya Beliau

  1. Semerbak Mayang (1977)
  2. Madura Akulah Lautmu (1978)
  3. Celurit Emas (1980)
  4. Bulan Tertusuk Ilalang (1982; yang mengilhami film Garin Nugroho berjudul sama)
  5. Nenek Moyangku Airmata (1985; mendapat hadiah Yayasan Buku Utama Departemen P & K, 1985)
  6. Bantalku Ombak Selimutku Angin (1996)
  7. Lautmu Tak Habis Gelombang (1996)
  8. Madura Akulah Darahmu (1999).

H.Muchaji Juragan Besi Tua dari Madura

Memulai bisnisnya pada 1980, Muchaji kini menjelma menjadi juragan besi tua terbesar di Tanah Air. Rahasianya?

Meski yang digelutinya adalah bisnis besi tua alias rongsokan, H. Muchaji tak selalu berada di sekitar tumpukan besi tua yang karatan dan berbau oli. Kantornya pun tidaklah pengap dan amburadul. Kantor pengusaha asal Madura ini, di Jl. Logistik, Jakarta, begitu nyaman, tertata rapi dan wah. Keramik-keramik Cina berukuran besar nongkrong manis di ruangan kantor itu. Di ruang tamu, terdapat gebyog berukir asal Jepara yang panjang dan indah. Di ruang kerja, semua perangkat mebelnya buatan Jepara dengan ukiran yang indah pula. Di belakang meja kerjanya, juga terdapat gebyog berukir yang tak kalah indah. Seluruh isi ruangan yang serba berukir dan tertata rapi itu seakan-akan memberi isyarat bahwa yang punya memang berselera tinggi.

Muchaji mulai menapaki Kota Jakarta pada 1976. Orang tua dan keluarganya adalah pebisnis barang antik di Surabaya. Terbawa arus kawan-kawannya, ia malah berbisnis besi tua. Mulanya, cuma membantu usaha teman-temannya sebagai penyuplai besi tua atau sekadar menjadi penghubung alias broker. Lama-kelamaan, karena usaha ini memberikan keuntungan lumayan, ia keterusan. Ia tak betah lagi sekadar menjadi penyuplai. Apalagi, setelah ia mengetahui liku-liku bisnis ini dan memiliki jaringan. Akhirnya, pada 1980 Muchaji memberanikan diri terjun langsung ke bisnis ini, ia mendirikan CV Victory. "Rasanya peruntungan saya memang di sini. Jadi, saya terjun sekalian. Telanjur basah,? tutur Muchaji.

Sabtu, 09 Juli 2011

Pengertian Inflasi (Inflation)

Inflasi adalah suatu proses atau peristiwa kenaikan tingkat herga barang-barang secara umum. Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.

Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.

Penyebab Terjadinya Inflasi

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi). Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.

Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.

Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.

Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal,yaitu

Kenaikan harga, misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.

Penggolongan Inflasi

Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
  • Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
  • Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
  • Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
  • Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
Mengukur Inflasi

Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
  1. Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
  2. Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
  3. Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
  4. Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.
  5. Indeks harga barang-barang modal
  6. Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.

Dampak Terjadinya Inflasi

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.

Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.

Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.

Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.

Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Peran bank sentral terhadap Inflasi

Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen -- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.

Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.

Kamis, 07 Juli 2011

Contoh: Kajian Teori Malthus Terhadap Populasi dan Pangan (Studi Kelembagaan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk untuk mengetahui kondisi penduduk di Banjarmasin serta pengaruh yang ditimbulkan oleh ledakan penduduk di kota tersebut.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengalami cukup banyak kendala. Namun hal itu tidak menghalangi penulis dalam menyelesaikan makalah ini karena berkat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan walaupun masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

Tim pengajar mata kuliah pengantar ekonomi kelembagaan yang telah memberikan kami bimbingan dalam menyusun tulisan ini.
Teman-teman di Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat atas motivasinya sehingga kita terus bersemangat dalam menyelesaikan tulisan ini.
Dan semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis sadar makalah ini masih jauh dari sempurna dan memilki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah ini di masa depan.

Akhirnya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca terutama dalam hal memahami lebih jauh tentang perkembangan penduduk di Banjarmasin serta pemecahan masalahnya. Amin

Bogor, 20 Mei 2010

Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………………… 1

1.2 Perumusan Masalah……………………………………………………………………………… 2

1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………………….. 2

1.4 Manfaat Penulisan………………………………………………………………………………… 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ilmu Kependudukan………………………………………………………………. 3

2.2 Teori Malthus……………………………………………………………………………………….. 3

2.3 Kelembagaan……………………………………………………………………………………….. 5

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Studi Kasus…………………………………………………………………………………………. 7

3.2 Dampak Ledakan Penduduk di Banjarmasin……………………………………………. 8

3.3 HubunganTeori Malthus dengan Kondisi Banjarmasin…………………………….. 10

3.4 Penyelesaian Masalah Pada Kasus Banjarmasin…………………………………… 11

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………… 14

4.2 Saran…………………………………………………………………………………………………… 14


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak ahli ekonomi yang telah mengemukakan pendapat mereka mengenai masalah kesejahteraan masyarakat dan menjadi perdebatan diantara mereka sendiri. Beberapa di antara mereka ada yang mendukung teori korelasi antara penduduk dan pembangunan, namun ada juga diantara mereka yang mengasumsikan ini adalah sebuah pembalikan fakta terhadap kegagalan ekonomi yang ada.

Walaupun begitu,pada kenyataannya dukungan atau tidak didukungnya atas asumsi-asumsi teori tersebut justru memberikan sinergi bagi perkembangan teori korelasional pembangunan-kependudukan itu sendiri. Bagian paling klasik dari teori itu dikenal Malthus

Dalam teori tersebut, Malthus menganggap bahwa jumlah penduduk senantiasa bertambah banyak sementara pertumbuhan produksi tidaklah banyak sehingga salah satu solusi terbaik adalah adanya pengendalian jumlah penduduk. Malthus sangat khawatir terhadap dampak dari pertambahan penduduk terhadap ekonomi walaupun sebetulnya bisa menjadi asumsi bahwa pertambahan penduduk akan memicu proses industrialisasi.

Namun hal ini tidaklah relevan bila penerapan teori ini diterapkan di negara-negara terbelakang karena berbeda sekali kondisinya dengan negara-negara maju. Kurangnya modal sementara jumlah penduduk melimpah menjadi kesulitan tersendiri dalam mengatur perekonomian yang ada. Karena itu pertumbuhan penduduk benar-benar dianggap sebagai hambatan pembangunan ekonomi. Kondisi yang demikian ini terjadi juga di negara Indonesia.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, perumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :

Apa saja dampak yang ditimbulkan dari peledakan penduduk di Banjarmasin?
Bagaimana hubungan antara teori Malthus dengan kondisi yang terjadi di Banjarmasin?
Bagaimana proses dan cara mengatasi permasalahan kependudukan yang terjadi di Banjarmasin?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari peledakan penduduk yang terjadi di Banjarmasin.
Untuk mengetahui hubungan teori Malthus dengan kondisi yang terjadi di Banjarmasin.
Untuk mengetahui cara mengatasi permasalahan kependudukan yang terjadi di Banjarmasin.

1.4. Manfaat Penulisan

Hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat untuk berbagai bidang yaitu:

Manfaat ilmiah

Sebagai media peneletian untuk mengetahui struktur penduduk dan pengaruh peledakan penduduk bagi kehidupan masyarakat.

Manfaat sosial

Sebagai sarana dalam menunjang kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan pembangunan bangsa dengan menata kependudukan secara baik dan benar.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ilmu Kependudukan

Ilmu kependudukan menerangkan sebab-sebab perubahan dari faktor dasar distribusi dan karakteristik penduduk serta menganalisis berbagai konsekuensi yang dapat terjadi di masa depan sebagai hasil perubahan-perubahan itu. Istilah ilmu kependudukan memberikan pengertian yang lebih luas dari demografi.

2.2 Robert Thomas Malthus

2.2.1. Perkembangan Teori malhtus

Tahun 1798, pendeta Inggris yang bernama Thomas Robert Malthus menerbitkan sebuah buku yang berjudul An Essay on the Principle of Population as It Affects the Future Improvement of Society. Pokok tesis Malthus ini adalah pemikiran bahwa pertumbuhan penduduk cenderung melampui pertumbuhan Malthus menekankan bahwa penduduk cenderung bertumbuh secara tak terbatas hingga mencapai batas persediaan makanan. Dari kedua bentuk uraian tesis itu, Malthus berkesimpulan bahwa kuantitas manusia akan berhubungan dengan masalah kemiskinan dan kelaparan. Dalam jangka panjang, tidak ada kemajuan teknologi yang dapat mengalihkan keadaan itu karena kenaikan suplai makanan terbatas, sedangkan pertumbuhan penduduk tidak terbatas.

Malthus yakin bahwa manusia akan tetap hidup miskin/melarat selama terjadi ketidak-seimbangan jumlah penduduk dengan daya dukung lingkungan, khususnya ketidak-seimbangan jumlah penduduk dengan persediaan bahan makanan. Jumlah penduduk yang terus bertambah mencerminkan pula makin padat jumlah penduduk tiap 1 km2, dapat mempercepat eksploitasi sumberdaya alam dan mempersempit persediaan lahan hunian dan lahan pakai. Dengan kata lain jumlah penduduk yang terus bertambah dan makin padat sangat mengganggu daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Jumlah penduduk harus seimbang dengan batas ambang lingkungan, agar tidak menjadi beban lingkungan atau mengganggu daya dukung dan daya tampung lingkungan, dengan menampakkan bencana alam berupa banjir, kekeringan, gagal panen, kelaparan, wabah penyakit dan kematian.

Karena itu menurutnya, ada bentuk pengekangan penduduk yang terdiri atas pengekangan segera dan hakiki. Pengekangan ini dibagi menjadi dua, preventif seperti penundaan nafsu seksual dan juga pengekangan positif yang mempengaruhi angka kematiaan seperti penyakit dan kemiskinan. Sedangkan pengekangan adalah yang berhubungan dengan masalah pangan.

2.2.2. Kritik Teori Malthus

Ada beberapa hal yang menjadi kelemahan dari teori malthus, Maltus menekankan terbatasnya persediaan tanah, tetapi ternyata dia tidak menyangka akan ada keuntungan besar dari kemajuan transportasi yang dikombinasikan dengan pembukaan tanah pertanian baru di Amerika Serikat, Australia, dan di tempat-tempat lainnya. Selain itu hewan dan tanaman juga dapat meningkat menurut deret ukur. Teknologi dapat meningkat pesat seperti peningkatan metode-metode pertanian. Malthus juga tidak mempertimbangkan kontrol fertilitas setelah perkawinan. Fertilitas dapat menurun apabila terjadi perkembangan ekonomi dan naiknya standar hidup.

2.3 Kelembagaan

Kelembagaan adalah aturan main yang berlaku dalam masyarakat yang disepakati oleh anggota masyarakat sebagai sesuatu yang harus diikuti dan dipatuhi dengan tujuan adanyua keteraturan dalam interaksi sesama anggota.

Kelembagaan adalah aturan main (rule of the game) yang berlaku dalam sebuah masyarakat/komunitas/organisasi yang disepakati oleh anggota masyarakatt/komunitas/organisasi tersebut sebagai sesuatu yang harus diikuti dan di patuhi (memiliki kekuatan sanksi) dengan tuuan terciptanya keteraturan dan kepastikan interaksi dintara sesama anggota masyarakat/komuitas/organisasi;terkait dengan kegiatan ekonomi, politik, sosial, budaya, dan lain-lain.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Studi Kasus

Kota Banjarmasin adalah salah satu kota sekaligus merupakan ibu kota dari provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 72 km² atau 0,019% dari luas wilayah Kalimantan Selatan. Jumlah penduduk di kota ini adalah sebanyak 527.250 jiwa (2000) dengan kepadatan penduduk 7.325/km².

Pemindahan ibukota Propinsi Kalimantan Selatan dari Banjarmasin ke Banjabaru, merupakan salah satu program kerja Gubernur Rudy Ariffin dan wakilnya Rosehan. Program ini merupakan sebuah rencana dan langkah besar, sehingga diperlukan perhitungan yang cermat, analisis berbagai dampak sosial, ekonomi, lingkungan, politik bahkan efek yang akan ditimbulkannya terhadap kepemimpinan daerah. Ketika isu pemindahan ibukota propinsi ini mulai mencuat ke permukaan, berbagai tanggapan mulai dilontarkan, baik dari masyarakat umum maupun pihak lain melalui media massa.

Berbagai pemikiran yang pro dan kontra pun bermunculan dalam menanggapi program ini. Pemikiran-pemikiran tersebut sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan bagi pimpinan. Diperlukan, karena mereka yang pro akan mengurai argumentasi dari sisi positif. Sementara yang kontra akan menjelaskan dengan berbagai argumentasi yang bersifat negatif atau efek yang kurang menguntungkan. Semakin banyak argumentasi positif maupun negatif maka semakin kaya perbendaharaan pimpinan untuk bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Dengan kata lain, semakin meningkatkan akurasi perhitungan yang diperlukan untuk pemindahan ibukota ini.

Pusat perkotaan umumnya memiliki karakteristik, ditunjukkan dengan tingginya tingkat kepadatan penduduk yang bermukim. Bahkan tingkat kepadatan penduduk di perkotaan, cenderung melampaui ambang batas toleransi atau overload. Begitu juga yang terjadi di pusat Kota Banjarmasin sebagai ibukota propinsi dengan luas wilayah terkecil dari kabupaten/kota di Kalsel yakni hanya 72,67 kilometer persegi.

Di lain pihak, jumlah penduduknya tertinggi yang menempatkan Banjarmasin menjadi wilayah terpadat hingga mencapai 7.325 jiwa per kilometer persegi . Sementara rata-rata tingkat kepadatan di kabupaten/kota lainnya hanya antara 77,26 – 112,29 jiwa per kilometer persegi. Hampir 66 kali lipat tingkat kepadatan di Banjarmasin, dibandingkan rata-rata kepadatan penduduk kabupaten/kota lain di Kalsel. Ini angka perbandingan yang cukup fantastis. Keterbatasan ruang (space) ini mempunyai implikasi ke berbagai aspek kehidupan dan pembangunan yang dilakukan.

3.2 Dampak Ledakan Penduduk di Banjarmasin

Sebagai makhluk hidup, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi tersebut akan terganggu apabila daya dukung lingkungan yang tersedia bagi manusia sudah mencapai ambang batas. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan ekologi, seperti yang terjadi di Kota Banjarmasin. Ketidakseimbangan ekologi terjadi akibat jumlah penduduk melebihi kapasitas yang tersedia, sehingga menyebabkan dampak-dampak yang akan dibahas dalam penjelasan berikut ini.

3.2.1. Dampak Lingkungan

Penggunaan tanah di Kota Banjarmasin lebih didominasi untuk permukiman penduduk (settlement) yaitu seluas 3.434 hektare, sedangkan tanah yang digunakan untuk sawah (rice field) hanya seluas 1.368 hektare (BPS, 2002). Hal ini menunjukkan kondisi terbalik, di mana penggunaan tanah yang digunakan untuk persawahan di kabupaten/kota lainnya lebih besar daripada untuk permukiman. Dengan kata lain, tanah di Kota Banjarmasin lebih banyak digunakan untuk kawasan permukiman daripada untuk lahan produksi yang dapat digunakan untuk memproduksi makanan pokok masyarakat. Hal ini telah membuat Banjarmasin manempati urutan terendah dalam hasil produksi padi, yaitu hanya 5.915 ton per tahun. Berbanding terbalik dengan jumlah penduduknya yang menduduki rangking tertinggi dan terpadat.

Kondisi yang demikian ini semakin diperparah oleh status Banjaramasin sebagai pusat kota, sehingga banyak migran yang berduyun-duyun mendatangi Kota Banjarmasin. Para migran telah menciptakan kawasan yang kumuh untuk dijadikan sebagai lahan permukiman Kawasan permukiman yang kumuh dan berdesakan, dapat menjadi ancaman kesehatan yang cukup serius. Hal ini disebabkan oleh kurang layaknya lingkungan dan sanitasi yang tercipta sehingga menjadi tempat berkembangbiaknya penyakit yang menular. Efek lain yang jarang diperhitungkan yaitu meningkatnya biaya pembangunan kesehatan yang harus dikeluarkan pemerintah dalam rangka penanggulangannya.

Dampak lingkungan lain yang terjadi akibat masalah ledakan penduduk tersebut adalah polusi. Tingkat polusi bergerak naik seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di suatu area permukiman. Polusi ditimbulkan dari asap hasil pembuangan kendaraan bermotor yang jumlahnya saat ini semakin meningkat tajam di Kota Banjarmasin. Hal ini terlihat dari semakin tingginya frekwensi kemacetan yang terjadi di jalan-jalan utama yang membuat Kota Banjarmasin tidak lancar lagi untuk dilalui.

Penanganan sampah yang tidak pernah dapat terselaesaikan juga merupakan sumber polusi yang membahayakan kesehatan masyarakat. Tingkat polusi di Kota Banjarmasin ini akan terus meningkat di masa yang akan datang. Apa pun bentuknya, polusi memiliki efek yang sangat besar bagi kehidupan manusia. dapat menimbulkan penyakit sistem pernapasan. Dalam jangka panjang kondisi lingkungan seperti ini akan berpengaruh secara signifikan baik kepada kesehatan, maupun sikap dan perilaku masyarakat.

3.2.2. Dampak Sosial

Keterbatasan ruang, saling dempet, himpit, rebut, kesemerawutan adalah sebagai akibat kelebihan beban (overload), kelebihan beban berbanding searah dengan tekanan (pressure) yang akan ditimbulkannya. Semakin besar kelebihan beban, maka semakin tinggi tingkat tekanan. Tekanan berhubungan langsung dengan ketahanan (defense). Keseimbangan antara tekanan dan ketahanan dapat menimbulkan kekuatan (survival). Ini baik, sifatnya akselarasi dalam pembangunan. Namun jika tekanan melampaui batas ambang toleransi, dapat menimbulkan frustasi yang diwujudkan dalam bentuk berbagai macam kerawanan sosial. Seperti mudahnya terjadi konflik, meningkatnya angka kriminalitas, tindakan anarkis. Semua itu dikarenakan terbatasnya ketersediaan berbagai sumberdaya (resources availability) yang berbanding terbalik dengan jumlah pengguna dan pemakai, menimbulkan berbagai cara kompetisi untuk mendapatkannya.

Berbagai cara ditempuh hanya untuk bertahan hidup. Menjamurnya Pedagang Kaki Lima hampir di setiap sudut kota, menggelar dagangan tanpa mengindahkan perda. Bahkan lebih banyak penjual, daripada pembeli. Kondisi ini membuat kewalahan petugas penertiban. Betapa sulit menegakkan hukum dan peraturan, ketika bertabrakan dengan kelangsungan hidup orang banyak yang sama-sama ingin hidup. Akibatnya rawan konflik, lebih fatal lagi dapat melukai hati rakyat.

Kerawanan sosial lainnya adalah sebagai akibat terjadinya ketidakseimbangan antara keterbatasan dan kemampuan kompetensi, akhirnya menimbulkan frustasi dan distorsi pada norma kehidupan di masyarakat. Hal ini ditandai dengan tingginya angka pengguna narkoba di Kalsel, sehingga menempatkan daerah ini pada rangking empat terparah secara nasional. Kerawanan sosial ini bersifat menghambat lajunya pembangunan yang dilaksanakan pemerintah. Permasalahan yang ditimbulkan dari kerawanan sosial ini, akan menyita waktu dan pikiran pemimpin daerah yang seyogyanya lebih diarahkan atau difokuskan pada sektor pembangunan yang bersifat nilai tambah untuk kemajuan daerah. Tidakkah semua itu menjadi penghambat dan proses perlambatan (retardation) tumbuh kembangnya pembangunan di Banjarmasin

3.3 Hubungan Teori Malthus Dengan Kondisi Banjarmasin

Teori Malthus menyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sedangkan pertumbuhan ketersediaan pangan mengikuti deret hitung. Pada kasus di Banjarmasin dimana terdapat permasalahan meledaknya jumlah penduduk di kota yang tidak diimbangi dengan ketersediaannya lahan sehingga ketersediaan pangan pun berkurang. Hal ini merupakan perimbangan yang kurang menguntungkan, jika kita kembali kepada Teori Malthus.

Teori Malthus menghendaki, produksi pangan harus lebih besar dibandingkan jumlah dan pertumbuhan penduduk. Sehingga berdasarkan teori ini diperkirakan suatu saat Banjarmasin tidak memiliki lahan pertanian lagi. Sebab, perkembangan yang pesat terjadi pada pembukaan dan penggunaan lahan untuk kawasan permukiman penduduk. Apalagi Banjarmasin merupakan pusat kota, sehingga menjadi daerah yang terbuka luas untuk terjadinya migrasi karena kota merupakan tempat yang dianggap masyarakat kabupaten memiliki peluang kerja yang baik. Namun ketersediaan lahan yang semakin terbatas telah menimbulkan biaya tinggi bagi penduduk untuk mendapatkannya. Hal ini berdampak kepada biaya investasi yang tinggi untuk membangun kawasan produktif yang strategis.

Apabila ditelaah lebih dalam maka teori Malthus tidak sepenuhnya berlaku di Kota Banjarmasin. Hal ini dapat kita telaah dari beberapa kritikan terhadap teori malthus dari beberapa ahli. Beberapa kekeliruan teori malthus terhadap kasus di Banjarmasin :

Keterbatasan lahan di Banjarmasin yang menyebabkan ketidakmampuan Kota Banjarmasin memproduksi persediaan pangan bagi penduduknya dapat diatasi dengan mendatangkan persediaan pangan dari luar Banjarmasin. Hal ini didukung oleh meningkatkan kemajuan dibidang transportasi dan pembukaan lahan baru di luar daerah perkotaan.
Kemajuan teknologi dibidang pertanian mampu meningkatkan produksi pangan walaupun terbatasnya lahan pertanian di Banjarmasin.
Kemajuan di bidang kesehatan dapat dilihat dengan adanya program program keluaraga berencana yang dapat mengontrol tingkat fertilitas.
Semakin berkembangnya perekonomian di Banjarmasin akan menurunkan tingkat fertilitas karena semakin berkembangnya suatu daerah maka kemampuan reproduksi akan menurun.

3.4 Penyelesaian Masalah Pada Kasus Banjarmasin

Ledakan penduduk merupakan masalah yang harus segera ditangani dengan serius oleh pihak-pihak yang terkait karena apabila permasalahan ini terus berlanjut akan mengakibatkan dampak-dampak yang telah dijabarkan pada pembahasan sebelumnya, seperti dampak lingkungan dan damapak sosial.

Adapun solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan ledakan penduduk di Banjarmasin, yaitu :

Melakukan transmigrasi penduduk ke daerah kabupaten di sekitar Banjarmasin. Hal ini dilakukan karena di Banjarmasin memiliki penduduk yang padat, namun sebaliknya untuk daerah kabupaten dan sekitar Banjarmasin penduduknya masih jarang sehingga diperlukan pemerataan penduduk agar tidak terjadi ketimpangan.
Mengoptimalkan lahan dengan menggunakan teknologi. Hal ini disebabkan padatnya penduduk Banjarmasin mengakibatkan banyaknya lahan yang dipergunakan untuk pemukiman, sehingga lahan yang tadinya merupakan tempat penduduk menanam tanaman pangan beralih fungsi sebagai lahan pemukiman. Peralihan fungsi ini membuat penurunan terhadap produksi pangan penduduk, sehingga penduduk mengalami kekurangan angan. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan teknologi agar dapat meningkatkan produksi pangan walupun dengan lahan yang sempit.
Pemerataan pembangunan.

Hal ini dilihat dari kota Banjarmasin sebagai ibu kota provinsi merupakan titik sentral pembangunan dan kegiatan ekonomi. Seharusnya, pembangunan tidak hanya terpusat di Kota Banjarmasin, tetapi juga dilakukan di daerah kabupaten-kabupaten. Jika pembangunan dilakukan secara merata di kabupaten-kabupaten tersebut, maka akan sangat kecil kemungkinan penduduk yang tinggal di kabupaten pindah ke kota banjarmasin.

Jika dihubungkan dengan ekonomi kelembagaan, maka solusi yang dapat diambil dari kasus banjarmasin tersebut adalah dengan melakukan perubahan kelembagaan dalam masyarakat Banjarmasin baik pada level sosial, level kelembagaan formal, level tata kelola dan perubahan yang bersifat kontinyu. Berikut akan diuraikan perubahan yang perlu dilakukan dalam setiap levelnya:

Level Sosial.

Pada level ini terjadi pada kelembagaan yang keberadaanya telah menyatu dalam masyarakat sehingga butuh waktu lama dalam proses perubahannya. Perubahan yang perlu dilakukan adalah merubah kebiasaan masyarakat dalam memandang kota sebagai pusat ekonomi. Hal ini dilakukan dengan memberikan masyarakat desa kemandirian memenuhi kebutuhannya, sehingga ketergantungan masyarakat desa terhadap masyarakat kota dapat dirubah menjadi kerjasama yang saling menguntungkan secara adil baik bagi masyarakat kota dan masyarakat desa. Setelah tercipta kerjasama yang saling menguntungkan ini otomatis masyarakat desa akan tetap tinggal didesanya karena keuntungan ekonomi di desa maupun kota tidaklah berbeda.

Level Kelembagaan Formal.

Pada level ini biasanya berupa kebijakan baik berupa peraturan maupun undang-undang yang dibuat oleh lembaga legislatif atau pemerintah. Perubahan yang perlu dilakukan adalah keberanian pemerintah dalam membuat kebijakan yang adil dan merata bagi masyarakat desa maupun kota. Keadilan ini berupa kesetaraan secara proporsional dalam pembagian anggaran belanja dan pendapatan daerah sehingga pembangunan dapat tercipta secara adil, merata dan akhirnya masyarakat desa tidak perlu pindah ke kota. Seballiknya, masyarakat kota akan pindah ke desa karena kesempatan ekonomi di desa sama dengan dikota, dengan begitu jumlah penduduk di kota dapat ditekan secara bertahap.

Level Tata Kelola.

Pada level tata kelola perlu perubahan dalam struktur tata kelola kependudukan dan didukung oleh sanksi yang tegas dari lembaga pemerintah. Pemerintah perlu membatasi perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan mengatur izin tinggal penduduknya. Masyarakat desa yang mau menetap dalam jangka waktu yang lama perlu dibatasi namun bukan berarti masyarakat desa tidak boleh ke kota. Akan tetapi masyarakat desa yang ingin kekota diharapkan untuk tidak menetap di kota secara permanen namun mereka akan kembali ke desa untuk memajukan desa mereka masing-masing. Contohnya adalah pembatasan izin tinggal masyarakat desa yang ingin memperoleh pendidikan di kota hanya sebatas untuk mencari ilmu setelah itu dia harus kembali ke desanya untuk mentransfer ilmu yang telah diperolehnya di kota.

Perubahan Bersifat Kontinyu.

Perlu untuk diketahui perubahan-perubahan diatas haruslah dilakukan secara sepaket karena keseimbangan ekonomi, alokasi sumber daya dan tenaga kerja perlu dipertahankan. Apabila kesimbangan tersebut terjadi maka masyarakat akan mengikuti pola-pola perubahan secara kontinyu sehingga masalah sosial dapat dikurangi.

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Kepadatan penduduk merupakan permasalahan yang banyak dialami beberapa kota di Indonesia terutama di Banjarmasin. Ledakan penduduk di Banjarmasin telah berdampak pada lingkungan maupun sosial. Pada lingkungan dampak yang di timbulkan adalah timbulnya pemukiman kumuh yang menimbulkan pencemaran baik penceramaran udara, air, maupun tanah. Sedangkan dampak sosialnya adalah menimbulkan frustasi dan distorsi pada norma kehidupan di masyarakat.

Untuk menuntaskan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan transmigrasi penduduk, mengoptimalkan lahan dengan teknologi, serta pemerataan pembangunan. Permasalahan di Banjarmasin di harapkan dapat dituntaskan juga dengan perubahan kelembagaan baik pada level sosial, level kelembagaan formal, level tata kelola dan perubahan yang bersifat kontinyu. Hubungan antara teori Malthus dengan kondisi yang terjadi di Banjarmasin tidak berlaku karena kemajuan teknologi pertanian dan teknlogi kesehatan mampu meningkatkan produksi pangan dan mengontrol fertilitas masyarakat Banjarmasin.

4.2. Saran

1. Pemerintah

Pemerintah diharapkan dapat mengoptimalkan program transmigrasi, menggiatkan transfer teknologi dari para ahli kepada masyarakat serta melakukan pembangunan secara adil dan merata yang berkelanjutan sebagai faktor utama dalam menunjang kesejahteraan masyarakat di banjarmasin.

2. Masyarakat Banjarmasin

Masyarakat Banjarmasin diharapkan untuk mendukung program-program pemerintah yang menguntungkan masyarakat serta bekerja sama untuk membangun Banjarmasin menjadi lebih baik.

Daftar Pustaka

David Lucas, dkk.1984. Pengantar Kependudukan. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

Rusli Said.1995. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta :LP3ES.

Tjandronegoro. 1991. Ilmu Kependudukan. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Todaro Michael P. dan Smith Stephen C. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta : Erlangga.

Williamson O.E. 2000. The New Institutional Economics: Taking Stock, Looking Ahead. Journal of Economic Literature. Vol. 38. Pp.595-613

Rabu, 06 Juli 2011

Ratusan Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura Siap Meriahkan Festival Lontar

Liputan-Madura. Sekitar 125 mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura siap memeriahkan Festival Lontar yang akan diselenggarakan Jum'at 8 Juli 2011. Menurut Adi MS selaku pelatih, teamnya siap memeriahkan Festival Lontar tersebut, team dari Universitas Trunojoyo Madura tersebut terdiri dari beberapa komunitas teater di lingkungan Universitas Trunojoyo Madura.

Minggu, 03 Juli 2011

Persyaratan Dan Mekanisme Daftar Ulang Mahasiswa Baru Jalur Snmptn Ujian Tulis Dan Bidik Misi Tahun Ajaran 2011/2012

Liputan-Madura. Bagi adik-adik yang sudah mendaftar dan lolos/diterima di Universitas Trunojoyo Madura (UTM/Unijoyo). baik dari jalur SNMPTN Ujian Tulis maupun dari Jalur Bidik Misi. Berikut Persyaratan dan Mekanisme daftar ulang.


PENGUMUMAN

TATA TERTIB DAN PERSYARATAN DAFTAR ULANG MAHASISWA BARU

JALUR SNMPTN TULIS

Calon mahasiswa baru Universitas Trunojoyo Madura yang diterima melalui jalur SNMPTN Tulis

Tahun Akademik 2011/2012, diwajibkan melakukan Daftar Ulang dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Calon mahasiswa baru harus datang sendiri untuk melakukan daftar ulang dan tidak boleh diwakilkan.

2. Pelaksanaan daftar ulang dilaksanakan di Kampus Universitas Trunojoyo Madura (Gedung RKB D), Jl. Raya Telang, PO. Box 2 Kamal, Bangkalan (Telp. 031-3011146)

3. Membayar biaya daftar ulang melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI) secara Online pada jam kerja BRI setempat

4. Pada saat daftar ulang, calon mahasiswa baru diwajibkan :

4.1. Melampirkan :

a. Kartu pendaftaran Jalur SNMPTN Tulis

b. Tanda bukti lunas pembayaran dari BRI

c. Foto copy Ijazah atau Surat Keterangan Lulus dari sekolah dilegalisir

d. Foto copy akte kelahiran sebanyak 1 (satu) lembar dengan menunjukkan aslinya

e. SKCK yang dikeluarkan oleh pihak kepolisisan sebanyak 1 (satu) lembar (Asli)

f. Pas foto terbaru berwarna dengan latar belakang merah ukuran 2x3 sebanyak 3 (tiga) lembar, ukuran 3x4 sebanyak 3 (tiga) lembar dan ukuran 4x6 sebanyak 2 (dua) lembar

g. Surat pernyataan NAPZA dan surat pernyataan tidak akan pindah program studi (masing-masing bermaterai Rp. 6000,- dan materai tidak disediakan panitia) yang formulirnya dapat diambil ditempat daftar ulang

h. Surat keterangan penghasilan orang tua atau slip gaji yang disahkan bendahara gaji (bagi PNS, TNI/POLRI dan Pegawai Swasta) sedangkan untuk wiraswasta dan profesi lain dapat disahkan camat/lurah.

4.2. Berpakaian rapi (kemeja berkerah), bersepatu dan tertib selama mengikuti proses daftar ulang.

5. Bagi calon mahasiswa baru yang tidak memenuhi ketentuan tersebut diatas, dinyatakan mengundurkan diri sebagai Calon Mahasiswa Baru Universitas Trunojoyo Tahun Akademik 2011/2012.


untuk yang lebih lengkap anda bisa mendownload nya disini