Kamis, 12 Mei 2011

Karapan Sapi Angkat Martabat Masyarakat Madura


Liputan-Madura. BERWISATA ke Pulau Madura kurang lengkap rasanya bila tak melihat ajang perlombaan karapan sapi. Ajang yang sangat prestisius ini dipercaya bisa mengangkat harkat dan martabat masyarakat Madura.
Untuk ajang istimewa ini, sapi yang dipilih pun sangat berkualitas. Karena itu, tak jarang sang pemilik sapi mempersiapkan sapi pacuannya dengan memberikan pijatan khusus dan makanan tidak kurang dari 80 butir telur setiap hari agar stamina dan kekuatan sapi terjaga.

Perlakuan istimewa juga diberikan masyarakat setempat dengan menyiapkan garasi khusus untuk sapi, yang semestinya dipakai untuk parkir mobil. Maklum saja, sapi yang memenangkan pertandingan dapat mencapai harga Rp75 juta per ekor.

Dalam perayaan karapan sapi ini, harga diri para pemilik sapi juga dipertaruhkan. Pasalnya saat sapi mereka menang, maka hadiah dan uang taruhan juga akan mereka dapatkan. Untuk itu sebelum pertandingan, tidak sedikit peserta karapan sapi yang menyewa dukun agar sapi mereka selamat dari serangan jampi-jampi para musuh.

Selama ini ada dua macam perayaan karapan sapi di Madura, Presiden Cup dan Bupati Cup. Untuk Bupati Cup, biasanya diadakan dua kali dalam setahun, di mana para pemenang Bupati Cup ini akan mengikuti pertandingan selanjutnya, Presiden Cup.

Momen ini juga sering menjadi perhatian para fotografer. Hanya saja, mereka lebih suka mengabadikan foto saat ajang Bupati Cup. Karena Bupati Cup diadakan di pinggiran kota, dan garis pembatas hanya terbuat dari anyaman bambu yang membuat acara ini semakin tradisional. Tetapi faktor keamanan karapan sapi Bupati Cup sangat kurang, jadi berhati-hatilah saat mengambil momen foto.

Adapun ajang Presiden Cup juga tak kalah meriah dan ramai. Karena sebagian besar yang mengikuti Presiden Cup adalah para pemenang di Bupati Cup. Acara besar ini diselenggarakan di Kota Bangkalan dan perayaannya sekira September atau oktober.

Memang, saat karapan sapi para penonton tak hanya disuguhi adu cepat sapi dan ketangkasan para jokinya. Tetapi sebelum acara dimulai, para pemilik biasanya melakukan ritual arak-arakan sapi di sekeliling pacuan disertai alat musik seronen, perpaduan alat musik khas Madura sehingga membuat acara ini semakin meriah.

Panjang rute lintasan karapan sapi tersebut antara 180 sampai dengan 200 meter, yang dapat ditempuh dalam waktu 14-18 detik. Saking cepatnya sapi berlari, terkadang bambu yang digunakan menginjak sang joki pun sering melayang di udara.

Untuk memeroleh dan menambah kecepatan laju sapi, maka pangkal ekor sapi dipasangi sabuk yang terdapat penuh paku yang tajam dan sang joki melecutkan cambuknya yang diberi duri tajam ke arah bokong sapi. Tentu saja luka ini akan membuat sapi berlari lebih kencang, tetapi juga menimbulkan luka di sekitar pantat sapi. Setelah bertanding, sapi tersebut diberikan beberapa waktu agar luka itu sembuh. Tetapi, sapi yang boleh ikut pertandingan karapan ini hanya dua-tiga kali saja.

Anda yang masih penasaran ingin melihat langsung karapan sapi, kenapa tidak berkunjung ke Madura. Selain unik dan sudah diwariskan secara turun-menurun, tradisi ini juga menjadi andalan pariwisata di Indonesia.

Sumber: okezone.com

2 komentar:

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
liputan-madura mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.