Minggu, 08 Mei 2011

AKUNTANSI MANEJEMEN

Pengertian Akuntansi Manajemen

Secara umum dapat dikatakan bahwa sebagai bidang pengetahuan, akuntansi manajemen membahas perekayasaan penyediaan informasi untuk mem­bantu manajemen suatu organisasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan fungsi dan tanggungjawabnya. Dengan menguasai bidang akuntansi manajemen, seorang akuntan mempunyai kualifikasi untuk menye­diakan informasi dan berpartisipasi dalarn proses manajemen. Akuntan yang tidak menjalankan profesi akuntansi publik dan bekerja dalam suatu perusa­haan dengan herhagai posisinya dapat disebut secara generik sebagai akuntan manajemen. Oleh karena itu, akuntan manajemen meliputi akuntan dalam suatu perusahaan yang menjalankan fungsi-fungsi: pengendalian dan penga­wasan (controllership), analisis keuangan, kebendaharaan, perencanaan dan penganggaran, akuntansi kos, perancangan dan analisis sistem, audit internal, dan akuntansi umum.

Walaupun akuntansi manajemen juga berkepentingan dengan penyiapan laporan eksternal untuk grup nonmanajemen, akuntansi manajemen tidak men­cakupi perekavasaan akuntansi eksternal. Artinya, akuntansi manajemen tidak membahas penyusunan rerangka konseptual pelaporan keuangan eksternal dan penyusunan standar akuntansi keuangan. Standar akuntansi yang berlaku dalam wilayah beroperasinya perusahaan dianggap berian (given). Oleh karena itu, tugas akur tan manajemen dalam hal ini adalah terbatas pada penyusunan laporan keuangan eksternal atas dasar prinsip akuntansi berterima umum (teru­tama standar akuntansi) yang mengikat perusahaan.

Pemahaman akuntansi manajemen tidak dapat dipisahkan dengan pema­ltaman tentang akuntansi keuangan. Proses pemikiran atau perekayasaan akun­tansi yang diarahkan untuk kepentingan pihak luar dicakup dalam bidang akuntansi keuangan (financial accounting). Bidang ini dapat disebut secara umum sebagai bidang pelaporan keuangan eksternal. Sementara itu, proses pemikiran untak menyediakan data dan melaporkannya untuk kepentingan manajemeii dicakup dalam bidang akuntansi manajemen yang dapat disebut secara umum sebagai bidang pelaporan keuangan internal. Tujuan dan penekan­an yang berbeda menjadikan akuntansi manajemen mempunyai rerangka konseptual dan struktur akuntansi yang berbeda dengan akuntansi keuangan.

Rerangka Konseptual Akuntansi Manajemen

Rerangka konseptual (conceptual framework) akuntansi manajemen adalah se­perangkat tujuan, konsep-konsep, tanggung jawab, tugas, teknik, dan etika yang­menjadi pedoman bagi akuntan manajemen dalam melaksanakan tugasnya dan menjadi pengarah dalam pengembangan pengetahuan akuntansi manajemen.

Rerangka konseptual akuntansi manajemen terdiri atas empat komponen yaitu tujuan akuntansi manajernen (dapat disebut juga dengan tujuan pelaporan keuangan internal), tanggung jawab, kegiatan utama (atau fungsi), dan proses. Pencapaian tujuan pelaporan keuangan internal menuntut tanggungjawab yang harus dipenuhi oleh akuntan manajemen. Tanggungjawab ini tentunya juga me­nentukan kualifikasi clan keahlian teknis'' ang harus dimiliki oleh seorang akun­tan manajemen. Tanggung jawab ini diwujudkan dalam bentuk partisipasi akuntan manajemen dalam fungsi utama organisasi dan dalam bentuk penye­diaan informasi untuk pengambilan keputusan manajemen. Dalan rangka penyediaan informasi dalam tiap fungsi opcrasi, akuntan manajemen mengiden­tifikasi, mengukur, mengakumulasi, dan menganalisis objek-objek akuntansi yang relevan serta menyajikan dan mengkomunikasi informasi tentang objek-­objek tersebut. Hasil akhir dari proses Auntansi manajemen adalah laporan menajerial/kemanajeran (managerial reports) dalam berbagai format dan isi.

Profesi Akuntansi ManaJemen

Atas dasar rerangka konseptual akuntarsi manajemen di atas, pengetahuan akuntansi manajemen berkembang dengan pesat dan bidang pekerjaan yang menuntut penguasaan seperangkat pengetahuan tertentu telah menempatkan akuntansi manajernen sebagai suatu profesi. Profesi tersebut menuntut adanya pengendalian kualitas melalui pengembangan profesi dan sertifikasi. Di Ameri­ka, misalnya, bidang pekerjaan akuntansi manajemen dapat mencapai status profesi karena beberapa kriteria profesi telah dipenuhi yaitu terdapatnya:

· Seperangkat pengetahuan profesional (common body of knowledge).

· Standar untuk praktik dan kode etik.

· Organisasi profesi yang menjadi wadah pengembangan profesi.

IMA merupakan wadah profesi akuntan manajemen di Amerika. IMA telah menetapkan bidang pengetahuan inti (core knowledge areas) yang dicakup dalam sepeningkat pengetahuan akuntansi manajemen.

Dalam menjalankan profesinya, akuntan manajemen harus dapat menjaga citra dan martabat profesi dan berkewajiban untuk mematuhi standar perilaku etis yang tinggi. Untuk itu, IMA juga telah mengembangkan koda etik untuk praktisi akuntansi manajemen. Elemen utama yang menjadi sasaran etika adalah kompetensi (competence), kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity), dan keobjektifan (objectivity).

Untuk menyediakan jasa profesional yang dapat dipertanggurigjawabkan, tidak sembarang orang dapat mengklaim dirinya sebagai profesional tanpa ada jaminan kualitas dari organisasi profesi. Hanya mereka yang memenuhi syarat­-syarat dan telah menjalani pendidikan dan pelatihan tertentu dapat menjadi anggota profesi akuntansi manajemen. Para akuntan manajemen bersertifikat membentuk asosiasi bernama Institute of Certified Management Accountants (IC­MA) yang merupakan afiliasi IMA. Badan ini mengadministrasi ujian-ujian pro­fesi dan sertifikasi untuk mendapatkan sebutan (designation) sebagai CertifiedManagement Accountant (CMA). IMA juga membentuk Management Accounting Practice Committee yang bertugas untuk menetapkan pedoman praktik di bidang akuntansi kos dan manajemen. Pedoman tersebut diterbitkan dalam ben­tuk Statements on Management Accounting (SMA).

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah membentuk Kompartemen Akuntan Manajemen (IAI-KAM). Kompartemen ini bertanggungjawab untuk meningkat­kan secara berkelanjutan kompetensi akuntan manajemen sehingga mereka mempunyai daya saing tinggi di lingkungan bisnis global untuk berperan dalam pengembangan dan pengendalian manajemen modern. Dalam rangka mencapai profesionalisma akuntan manajemen, IAT-KAM telah meletakkan dasar profesi yang disebut Kempetensi Profesi Akuntan Manajemen. Dasar profesi tersebut masih dalam perumusan dan dituangkan dalam dua exposure draft Pernyataan Tentang Akuntansi Manajemen (PAM). Rerangka tersebut disusun berdasarkan empat komponen yaitu: karakteristik lingkungan bisnis, peran profesi, kompetensi dan sertifikasi.

FUNGSI MANAJEMEN

Dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, diharapkan akuntan manajemen dapat berperan secara efektif dalam tiap fungsi manajemer khususnya dalam penyediaan informasi. Secara tradisional, kegiatan manajemen dibagi dalam beberapa fungsi yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (orga­nizing), pengarahan (leading/directing), dan pengendalian (controlling).

Perencanaan melibatkan kegiatan-kegiatan untuk menetapkan sasaran /goals) dan strategi guna mencapai sasaran tersebut termasuk kegiatan untuk menyusun sistem guna mengintegrasi dan mengkoordinasi kegiatan-kegiatan. Pengorganisasian meliputi kegiatan-kegiatan untuk menentukan tugas-tugas yang harus dikerjakan, siapa yang menjalankan tugas, pendelegasian wewenang, cara mempertanggungjawabkan, dan perancangan struktur organisasi. Penga­rahan melibatkan kegiatan untuk memimpin, memfasilitasi, dan memotivasi semua pihak yang terlibat dalam operasi perusahaan dan untuk memecahkan konflik-konflik yang timbul. Pengendalian adalah fungsi yang berkaitan dengan pengevaluasian dan pemantauan untuk meyakinkan apakah sasaran-sasaran yang direncanakan dapat tercapai dan operasi organisasi berjalan sesuai dengan rencana. Fungsi terakhir ini sering disebut juga dengan pengevaluasian kinerja (performance evaluation).

Walaupun fungsi-fungsi di atas dilaksanakan secara berurutan tetapi tidak harus dimulai pada waktu yang sama untuk tiap sasaran yang ingin dicapai. Dengan demikian, setiap seat selalu terjadi kegiatan empat fungsi tersebut.

Keempat fungsi tersebut sebenarnya hanyalah merupakan penyederhanaan untuk mendeskripsi apa yang disebut proses manajemen. Dalam menjalankan tiap fungsi, manajemen juga terlibat dalarn kegiatan pengambilan keputusan se­cara kontinus. Akuntan manajemen berperan dalam penyediaan informasi terse­but. Tiap pembuatan keputusan memerlukan informasi sebagai masukan.

Pemanfaatan Data Akuntansi Keuangan

Akuntansi kos merupakan jembatan yang meng­hubungkan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Jadi, akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan berbagi data yang dihasilkan oleh sistem akuntansi (melalui akuntansi kos). Untuk menyediakan informasi manajemen, data kos akuntansi keuangan dapat diolah dan diorganisasi (diklasifikasi) kembali untuk menopang sebagian keputusan manajemen (misalnya pengkosan produk, penentuan harga, dan pengendalian produksi). Objek kos akuntansi manajemen diukur atas dasar hasil pengukuran objek kos akuntansi keuangan.

Pemanfaatan data akuntansi keuangan untuk kepentingan manajemen didasari oleh konsep beda tujuan beda kos (different costs for different purposes). Oleh karena itu, konsep dan klasifikasi kos untuk kepentingan manajemen mengikuti tujuan yang ingin dicapai. Klasifikasi untuk penentuan kos produk, pekerjaan (job) projek, atau perioda (pemasaran dan administratif) sebenarnya masih termasuk dalam klasifikasi dalam rant ka penyusunan statemen keuangan eksternal Jadi, klasifikasi tersebut masih masuk akuntansi keuangan. Oleh kare­na itu, dari segi sistem, klasifikasi dilakukan dengan menyediakan akun-akun yang relevan dengan tujuan tersebut.

Klasifikasi selain untuk penyusunan statemen keuangan sudah masuk dalam bidang akuntansi manajemen. Tujuannya berfokus pada pengendalian produksi, pengendalian manajemen, dan menopang pembuatan keputusan strategik. Contoh keputusan strategik misalnya adalah menentukan harga jual, memutuskan membeli (outsourcing) atau buat sendiri, dan memilih berbagai alternatif tindakan. Klasifikasi dan konsep Kos yang penting dalam hal ini adalah perilaku kos dan konsep kos untuk pengambilan keputusan (termasuk pengendalian manajemen) yang akan dibahas di bagian lain bab ini.

Akuntansl Manajemen versus Keuangan

Bahan olah atau data akuntansi yang utama adalah kos yang merupakan hasil

pengukuran objek-objek akuntansi. Data tersebut diolah dan diorganisasi menja­di informasi sesuai dengan kepentingan pemakai. Akuntansi keuangan berkepentingan dengan pengolahan dan penyajian kos untuk kepentingan pihak luar. Objek utama yang menjadi perhatian adalah elemen-elemen statemen keungan. Bahwa untuk kepentingan manajemen, informasi yang dibutuhkan tidak terbatas pada informasi akuntansi tetapi meliputi pula informasi nonakuntansi. Sementara itu, data kos yang dirancang untuk keperluan informasi akwitansi dapat pula dimanfaatkan untuk memenuhi sebagian keperluan operasi dan manajemen.

Akuntansi kos sebenarnya masuk baik dalam bidang akuntansi keuangan maupun manaje­men. Karena akuntansi manajemen diarahkan untuk menyediakan informasi dalam :menunjang keputusan manajerial dalam tiap fungsi manajemen, akuntan­si manajemen dapat mencakupi pula penyediaan informasi nonakuntansi. Na­mun demikian, dari segi sistem, informasi nonakuntansi biasanya disediakan melalui sistem informasi manajemen (SIM).

KARAKTERISTIK INFORMASI MANAJEMEN

Adanya fungsi manajemen rnenyebabkan keputusan manajemen bervariasi dan kompleks sehingga tiap keputusan memeriukan informasi yang bervariasi pula. Selain fungsi manajemen, jenjang/tingkat (level) manajemen yang ditunjukkan oleld struktur organisasi perusahaan juga menambah jenis informasi yang dibutuhkan. Itulah sebabnya perancangan SIM harus mampu menyelaraskan kebu­tuhan informasi untuk tiap level manajemen.

Pada umumnya, level manajemen secara organisasional dibedakan menjadi manajemen puncak (top management), menengah (middle management), dan bawah (low-level management.). Manajemen puncak berkepentingan dengan masalah-masalah yang bersifat strategik dan bertugas untuk melakukan peren­canaan strategik (strategic planning). Manajemen menengah bertanggungjawab untuk melaksanakan strategi yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak dan menjalankan pengendalian manajemen (management control). Manajemen bawah bertugas untuk meyakinkan bahwa tugas-tugas spesifik telah dilaksana­kan sesuai dengan kebijakan (policies) yang ditentukan oleh manajemen mene­ngah (task control).

Perbedaan wewenang dan tanggungjawab antarlevel manajemen menyebab­kan perbedaan karakteristik informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.

Perbedaan karakteristik di atas lebih menunjukkan kecenderungan daripada klasifikasi yang tegas (kaku). Informasi internal misalnya adalah data akuntansi, data pegawai, dan data lain yang diciptakan mengenai perusahaan. Informasi ekternal meliputi harga pasar perusahaan, statistik industri, pangsa pasar, angka indeks harga konsumen, dan semacamnya. Manajemen bawah cenderung menangani masalah yang teknis sehingga memerlukan informasi yang langsung berkaitan dengan tugas yang dikerjakan. Sementara itu, manajemen puncak le­bih berkepentingan dengan masalah umiim dan eksternal sehingga memerlukan informasi yang luas mengenai kondisi ekonomi, industri, sosial, dan politik. Karena berkepentingan dengan masalah umum, manajemen puncak lebih me­merlukan informasi agregat daripada informasi teknis yang rinci. Manajemen bawah lebih memerlukan informasi historis dan jangka pendek untuk meyakin­kan bahwa tugasnya telah dikerjakan sesuai dengan pedoman dan kebijakan yang telah ditentukan sedangkan manajemen puncak lebih berkepentingan dengan masalah strategik jangka panjang sehingga membutuhkan informasi ber­orientasi masa datang.

Perbandingan Antara Akuntansi Keuangan dan Manajemen

Karakteristik informasi di atas juga menyebabkan karakteristik data akuntansi yang harus disediakan dan disajikan dalam akuntansi keuangan berbeda dengan karakteristik data akuntansi dalam akuntansi manajemen. Oleh karena itu, konsep, prinsip, dan standar dalam penciptaan dan pelaporan data akuntansi untuk kedua sistem tersebut juga berbeda.

Pihak yang dituju oleh akuntansi keuangan adalah pihak di luar entitas perusahaan yaitu investor, kreditor, dan agen pemerintah, (misalnya Badan Pembi­na Pasar Modal, kantor pajak, dan badan legislatif). Pelaporan dalam akuntansi manajemen ditujukan kepada selunih partisipan internal perusahaan dalam proses manajemen.

Karena pihak luar dianggap terpisah dengan perusahaan, tujuan pelaporan dalam akuntansi keuangan ditekankan pada pertanggung;awaban keuangan karena pihak luar telah mempercayakan dana kepada manajemen untuk dikelola dengan tujuan meningkatkan kemakmuran penyedia dana tersebut. Fokus pe­laporan akuntansi manajemen adalah memfasilitasi manajemen dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian operasi, dan pengukuran kinerja.

Objek yang diukur dalam akuntansi keuangan (disebut elemen statemen keuangan) pada (umumnya diukur atas dasar kos historis sedangkan objek dalam akuntansi manajemen diukur dent;an berbagai basis selain kos historis.

Pengukuran dalam akuntansi manajemen dapat didasarkan atas kos historis, kos sekarang (current cost), atau kos masa datang (future cost). Lebih jauh, laporan manajerial dapat didasarkan atas taksiran atau prakiraan.

Karena akuntansi keuangan menekankan pertanggungjawaban sebagai tu­juan pelaporan, informasi yang disajikan harus objektif, dapat diuji kebenaran­nya, dan akurat. Kualitas informasi seperti ini merupakan ukuran kelayakan penyajian laporan keuangan dan memungkinkan pihak independen (auditor) untuk mengaudit kelayakan tersebut. Akuntansi manajemen lebih menekankan relevansi terhadap keputusan sehingga fleksibilitas dan ketersediaan data pada saat dibutuhkan lebih dipentingkan daripada verifiabilitas dan keakuratan.

Akuntansi keuangan berusaha menggambarkan perusahaan secara keselu­ruhan sehingga objek-objek pelaporan dapat dinyatakan secara homogen. Oleh karena itu, unit moneter merupakan pengukur yang paling memadai untuk menghomogenkan berbagai objek sehingga ukuran (size) dan hubungan (rela­tionship) antarobjek dapat dikenali sebagai informasi. Kebutuhan yang bervaria­si dalam berbagai keputusan mengharuskan akuntansi manajemen tidak hanya mengkuantifikasi objek atas dasar unit moneter tetapi unit yang lain misalnya voluma produksi, jam mesin, cacah pegawai, dan sebagainya. Lebih dari itu, keputusan manajemen dalam beberapa hal memerlukan pertimbangan yang si­fatnya kualitatif.

Pihak luar perusahaan biasanya tidak mempunyai pengetahuan langsung tentang bagaimanrt operasi perusahaan dijalankan. Statemen keuangan dianggap satu-satunya media komunikasi antara manajemen dan pihak luar. Oleh karena itu, berbagai pihak luar harus mempunyai interpretasi yang sama terhadap objek-objek (elemen-elemen) yang disajikan dalam statemen keuangan. Kesera­gaman interpretasi hanya dapat dicapai kalau ada standar dalam pendefinisian, pengukuran, pengakuan, dan pengu ngkapan elemen statemen keuangan. Dengan demikian, akuntansi keuangan harus tunduk pada standar pelaporan yaitu prinsip akuntansi berterima umuin (generally accepted accounting princi­ples). Tidak demikian halnya untuk akuntansi manajemen. Akuntansi manaje­men menggunakan berbagai konsep, prinsip, standar, dan metoda yang relevan dengan keputusan.

Entitas atau unit pelaporan dalam akuntansi keuangan adalah perusahaan secara keseluruhan sebagai badan hukum atau kesatuan ekonomik. Beberapa badan hukum yang secara ekonomik merupakan satu kesatuan harus menyusun laporan konsolidasian. Akuntansi manajemen dapat menggunakan departemen, divisi, segmen, daerah geografis, pusat pertanggungjawaban, kelompok pelang­gan, ketompok karyawan, jenjang manajemen, jenis produk (product lines), dan lainnya sebagai unit pelaporan.

Laporan resmi dalam akuntansi keuangan biasanya disusun untuk satu tahun dengan kewajiban untuk menyusun laporan interim tiap kuartal. Perioda pelaporan akuntansi manajemen sangat fleksibel sesuai kebutuhan yaitu mulai harian sampai jangka panjang (lima tahunan).

Data untuk penyusunan statemen keuangan eksternal biasanya sengaja diciptakan untuk itu dengan sistem akuntansi keuangan sehingga sumber data secara praktis berasal dari dalam perusahaan. Selain yang dapat diciptakan secara internal, banyak informasi akuntansi manajemen yang lebih ekonomis diperoleh dari luar perusahaan. Data statistik industri dan indikator ekonomi, misalnya, akan lebih murah diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS) daripada perusahaan hams melakukan survei sendiri untuk mengumpulkannya.

Akhirnya, karena akuntansi keuangan menekankan pada kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan, penyajian informasi lebih bersifat ringkasan (summary). Pada umumnya akuntansi manajemen menyajikan informasi terinci sesuai dengan kebutuhan analisis. Dalam statemen keuangan, misalnya, piutang usaha cukup dilaporkan totalnya saja tidak perlu dirinci pelanggannya. Untuk kepentingan manajemen, piutang usaha dirinci menurut karakteristik pelanggan untuk analisis kelayakan pemberian kredit selanjutnya atau analisis lainnya.

Tidak ada komentar: