Sabtu, 05 November 2011

Upacara Pernikahan Secara adat di Madura


Pasangan Pengantin Madura
Dalam Balutan pakaian Adat
Perkawinan merupakan Upacara paling sakral dalam perjalanan kehidupan manusia. Suatu kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas beberapa Suku Bangsa, Agama, Adat Istiadat yang berbeda, dengan latar belakang sosial budaya yang beraneka ragam. Masing-masing daerah mempunyai tata cara tersendiri .tak terkecuali dalam adat prosesi perkawinannya, baik Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Madura pada umumnya. Pada Upacara Perkawinan biasanya kedua mempelai dirias berbusana secara khusus. Berbeda apa yang mereka pakai pada pesta-pesta resepsi sehari-hari. Tata rias dan busana pengantin menjadi pusat perhatian. Masyarakat dan khususnya menarik perhatian para tamu yang hadir dalam pesta itu. Oleh karena itu, hal yang demikian itu ternyata juga dilakukan oleh suku bangsa Madura pada umumnya dan khususnya Sumenep sendiri.

Pakaian pengantin dan alat-alat rias disediakan secara khusus serta pemakainya mempunyai tata cara dan aturan-aturan tertentu yang harus dipatuhi, maka diharapkan salah satu tujuan tata rias akan berhasil yaitu pengantin akan kelihatan ( benne bahasa madura ) atau pengantin putri akan tampak lebih cantik dan anggun, pengantin pria nampak tampan. Tata rias pengantin kecuali mengandung arti keindahan ( estetis ) relegius dan ada kalanya mengandung arti simbolis serta fungsi dalam kehidupan masyarakat.

Prosesi Adat Lamaran

Sebelum dilakukan lamaran biasanya di Madura didahului dengan adanya :
NGANGINI (memberi angin/memberi kabar)
ARABAR PAGAR (membabat pagar/perkenalan antar orang tua)
ALAMAR NYABA "JAJAN"
ATER TOLO (mengantar bedak perlengkapan kecantikan, beras, pakaian adat untuk lebaran)
NYEDDEK TEMMO (menentukan tanggal hari H perkawinan).

Kalau pelaksanaan pernikahan ingin dipercepat, biasanya dilengkapi dengan pisang susu yang berarti kesusu, jangan lupa sirih dan pisang. Lalu satu perangkat bahan pakaian termasuk ikat pinggang (stagen) yang berarti anak gadisnya sudah ada yang mengikat.

Setelah bawaan pihak laki-laki digelar diatas meja didepan para tamu sambil tutupya dibuka untuk disaksikan apa isinya oleh para pini sepuh. Tetapi semua barang yang dibawa bergantung kepada kemampuan orang tua. Setelah ada penyerahan kemudian oleh-oleh tersebut dibawa masuk. Pada pertengahan acara pihak laki-laki meminta supaya anak gadisnya diperkenalkan. Lalu disuruh sungkem kepada calon suami dan para pini sepuhnya yang sudah siap dengan amplop yang berisi uang untuk diberikan kepada calon mantunya. Setelah tamu pulang maka oleh-oleh dikeluarkan lagi untuk dibagikan kepada pini sepuh, sanak famili serta tetangga dekat, untuk memberi tahu bahwa anak gadisnya sudah bertunangan. Pada malam harinya calon mantu laki-laki diantar oleh kerabat untuk berkenalan dengan calon mertuanya.

Seminggu kemudian pihak perempuan mengadakan kunjungan balasan dengan membawa nasi lengkap dengan lauk pauknya antara lain hidangan nasi, 6 piring karang benaci (ikan kambing yang dimasak kecap), 1 waskom gulai kambing, 6 piring ikan kambing masak putih, 6 piring masak ikan ayam masak merah, 6 sisir sate yang besar-besar (1 sisir 10 tusuk), 2 sisir pisang raja.

Balasan jajan untuk calon mantu laki-laki terdiri dari satu tenong berisi nasi lengkap dengan lauknya. Setelah acara lamaran ini maka resmilah hubungan antara anak gadisnya dengan calon mantunya.

Acara Sebelum dan Pada Saat Perkawinan

Perawatan untuk calon mempelai wanita, 40 hari sebelum melangsungkan pernikahan biasanya calon mempelai wanita Madura sudah dipingit artinya dilarang meninggalkan rumah, dalam masa ini biasanya calon mempelai melakukan perawatan-perawatan tubuh dengan:

Meminum ramuan jamu Madura:

Untuk perawatan kulit menggunakan bedak penghalus kulit, bedak dingin, bedak mangir wangi, bedak kamoridhan, bedak bida yang berkhasiat: menjaga kesehatan kulit, menghaluskan kulit muka, menjadikan kulit langsat kuning, menghilangkan bau badan dll.

Menghindarkan makanan yang banyak mengandung air misalnya buah-buahan (nanas, mentimun, pepaya). Perawatan rambut wangi-wangian menggunakan dupa.

Upacara Pernikahan

Pada saat melangsungkan pernikahan calon mempelai pria mengenakan BESKAP BLANGKON, dan KAIN PANJANG dengan diiringi oleh orang tua, pini sepuh dan kerabat keluarga.

Sedangkan untuk calon mempelai wanita menggunakan kebaya dan kain panjang dengan dandanan sederhana. Upacara Akad Nikah dilaksanakan oleh penghulu dengan dua orang saksi (Ijab Kabul) dengan disaksikan oleh para undangan yang pada umumnya dengan mas kawin berupa Al Qur'an dan Sajadah (bentuk apa saja menurut kehendak) dan selanjutnya dengan syukuran bersama. Maka resmilah anak gadisnya menjadi istri dari anak keluarga laki-lakinya. Kemudian mempelai laki-laki pulang dulu kerumahnya dilanjutkan dengan resepsi pernikahan pada malam harinya.

Resepsi Perkawinan

Tata rias penganten Sumenep ada 3 macam: penganten malam pertama: rias lega, penganten malam kedua: rias kapotren, penganten malam ketiga rias lilin.

Resepsi Malam Pertama

Pada malam resepsi perkawinan kedua mempelai datang ke tempat resepsi dengan diiringi oleh perias dan para pini sepuh beserta kerabatnya atau dengan diantar oleh paman mempelai wanita memasuki ruang resepsi. Kemudian dilanjutkan dengan upacara Muter Dulang yaitu penganten wanita duduk bersila pada sebuah baki besaf dengan membelakangi arah datangnya penganten pria. Penganten pria berjalan jongkok menuju penganten wanita dan memutar baki sampai berhadapan dengan artian bahwa penganten pria sudah siap memutar roda rumah tangga.

Sesudah penganten pria memegang ubun-ubun penganten wanita dengan mengucap "AKU ADALAH SUAMIMU DAN ENGKAU ADALAH ISTRIKU" kemudian penganten wanita diajak menuju pelaminan dengan menggunakan pakaian adat (LEGA). Sedangkan Undangan adalah para pini sepuh, handai taulan dan semua sanak saudara serta para kerabat dari kedua belah pihak.

Resepsi Malam Kedua

Pada malam kedua busana manten adalah KAPUTREN dan undangan terdiri para pini sepuh dan kalangan dekat saja.

Resepsi Malam Ketiga

Pada malam ketiga ini penganten menggunakan rias lilin dengan kebaya putih dengan hiasan melati menandakan lambang kesucian dan merupakan malam pertama untuk penganten.

Pada hari yang keempat penganten sudah mengadakan kunjungan keluarga kepada mertua dan sanak famili, dan manten wanita setiap berkunjung akan selalu mendapat ONTALAN yaitu berupa pemberian uang dengan ucapan " SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU ".


Sumber: www.petra.ac.id

Tidak ada komentar: