Kamis, 17 November 2011

BNI Segera Turunkan Suku Bunga Kredit

PT Bank Negara Indonesia (BNI) akan segera menurunkan suku bunga kredit mengikuti penurunan BI rate yang sejak Oktober lalu sudah turun 0,75 persen menjadi 6,00 persen.

"Suku bunga kredit pasti akan disesuaikan turun, karena dengan BI rate turun maka biaya dana juga turun. Besarannya sekitar 0,25 persen sampai 0,50 persen," kata Direktur BNI Adi Setianto di Jakarta, Kamis.

Adi mengatakan, penurunan suku bunga kredit akan dilakukan sekitar 3-4 bulan mendatang menunggu beberapa kredit besar yang jatuh tempo, sehingga penyesuaian bisa dilakukan dengan mudah.

Menurutnya, suku bunga kredit di BNI trennya sejak beberapa waktu lalu sudah menurun, dengan terus melakukan efisiensi operasional seperti memperbanyak transaksi e-chanel dengan internet, SMS, dan memperbanyak fitur pembayaran di ATM sehingga mengurangi biaya overhead.

Mengenai keluhan BI, bahwa net interest margin (NIM) bank yang masih tetap tinggi rata-rata 6,07 persen, sehingga suku bunga kredit sulit turun, Adi mengatakan hal itu juga terkait model perbankan di Indonesia yang masih tradisional.

"Nasabah kita masih membutuhkan kantor bank untuk bertransaksi dan itu menambah biaya overhead, selain itu pendapatan feebase masih kecil dan tidak bisa menutupi biaya operasional," katanya.

Untuk tahun depan, dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2012 yang akan diajukan ke BI Desember mendatang, BNI akan menyampaikan rencana penurunan suku bunga kredit itu dengan beberapa langkah efisiensi yang akan dilakukan seperti dengan memperbanyak transaksi e-chanel.

Bank Indonesia akan mengeluarkan benchmark atau patokan terbaik di tiga komponen suku bunga pinjaman untuk memaksa perbankan menurunkan suku bunga pinjaman yang selisihnya masih sangat tinggi dibanding suku bunga tabungan.

Sebelumnya, Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo mengatakan, selisih atau spread suku bunga perbankan di Indonesia sangat tinggi yaitu rata-rata 6,07 persen pada September lalu yang membuat suku bunga pinjaman sulit diturunkan.

"Spread suku bunga perbankan masih terlalu tinggi. Kita akan coba menurunkannya dengan membuat benchmark pada komponen suku bunga pinjaman yaitu di overhead cost, profit margin dan risk premium," kata Perry seperti dikutip Antara.

Menurutnya, dari empat komponen suku bunga pinjaman yang harus diumumkan bank dalam Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK), selama ini hanya komponen biaya dana sebesar 6,5 persen (rata-rata) yang sudah mengalami penurunan dalam beberapa tahun ini, sehingga BI tidak akan memberikan patokan terbaik untuk menurunkan komponen ini.

Namun untuk biaya overhead, yang saat ini rata-rata sebesar 2,9 persen, justru mengalami peningkatan sejak 2001 yang rata-rata sebesar dua persen. Begitu pula mengenai profit margin yang rata-rata 1,7 persen mengalami kenaikan dibanding sebelumnya sekitar 1,5 persen, dan komponen risk premium yang saat ini rata-rata 1,3 persen, atau naik dari posisi sebelumnya 1,1 persen. (tk)