Jumat, 11 November 2011

Nelayan geram area melautnya dibatasi Santos

LiputanMadura.Sampang.Sejumlah nelayan protes dengan sikap Santos Madura Offshore Pty Ltd, karena melarang mencari ikan di sekitar lokasi pengeboran sumber migas sumur Oyong dan sumur Wortel di lepas pantai Kec. Camplong, Sampang.

Mereka merasa kecewa sejak Santos beroperasi, hasil tangkapan ikan menjadi berkurang. Bahkan kerap mendapatkan ancaman dari petugas keamanan kontraktor migas asal Australia itu, ketika nelayan mencari ikan di dekat lokasi pengeboran.

“Saya tidak mengerti kenapa sering diusir ketika mendekati lokasi pengeboran, padahal wilayah itu merupakan tempat paling banyak ikannya, “ keluh Sahrawi, nelayan asal Desa Darma Camplong, Kamis (10/11).

Dia pun juga mempertanyakan, apakah memang perairan pantai Camplong tersebut telah disewa oleh Santos, sehingga semua nelayan dilarang mencari ikan di tengah laut. Jika kondisi seperti itu tetap terjadi, mereka khawatir tidak dapat menafkahi keluarganya.

Pekerjaan sebagai nelayan merupakan mata pencaharian yang mereka tekuni sejak puluhan tahun. “Kalau dibatasi menangkap ikan, lalu makan apa anak istri kami. Karena kami tidak memiliki keahlian selain menjadi nelayan,” tambahnya.

Menanggapi keluahan nelayan itu, Abdul Gani, Staf Tim Monitoring Santos Pty Ltd, menegaskan, tidak benar jika pihaknya membatasi nelayan mencari ikan di perairan lepas pantai Camplong. Namun perusahaan pertambangan migas tersebut hanya melarang nelayan mendekati lokasi pengeboran migas, karena didekat lokasi tersebut sangat berbahaya karena mudah meledak.

"Kita hanya meminta nelayan mencari ikan di radius 500 meter di lokasi pengeboran sumur Wortel. Karena jika melewati batas itu maka dapat membahayakan keselamatan jiwa nelayan, bahkan juga membahayakan para pekerja yang sedang melakukan kegiatan eksploitasi migas, “ terang Abdul Gani.

Abdul Gani menyatakan, Santos benar-benar memperhatikan dampak lingkungan. Perusahaan itu tetap menjaga jangan sampai terdapat tumpahan minyak mencemari laut. Sampah yang berserakan di tengah laut akan diangkut dengan kapal untuk dibuang ke darat. “Namun jika hasil tangkapan ikan menurun, saya rasa bukan disebabkan kegiatan eksploitasi migas, tapi bisa saja karena faktor cuaca apalagi saat ini memasuki pergantian musim," imbuhnya.

Kewajiban Santos selama ini tambahnya, telah mengeluarkan dana Community Development (CD), yang disalurkan kepada 6 desa di Kec. Camplong dan 1 di Pulau Mandingin, Kec. Kota Sampang. Kegiatan CD tersebut sudah berjalan sejak 2008 lalu dengan melibatkan kelompok masyarakat (pokmas) serta Universitas Trunujoyo (Unijoyo) untuk menampung aspirasi dari bawah.


Sumber: SurabayaPostOnline

Tidak ada komentar: