Liputan-Madura.Sejak tiga bulan terakhir para petani kelapa di Sumenep resah. Mereka mengeluhkan serangan hama kwangwung yang mulai mematikan ribuan pohon kelapa di sana. Ironisnya, hama kwangwung yang menyebabkan ujung pohon kelapa membusuk ini masih sulit di atasi.
Serangan hama kwangwung diperkirakan menyebar hampir di seluruh wilayah kebun kelapa,--terparah melanda di wilayah Kec. Gapura dan Kec. Guluk-Guluk. Akibat serangan hama itu, ujung pohon kelapa membusuk dan daun kelapa patah dalam hitungan hari. Dampaknya bisa mengancam produksi kopra yang selama ini menjadi komuditas andalan masyarakat setempat.
Syamsul (45), warga Desa Bintaro Kec. Gapura, mengatakan, serangan hama kwangwung membuat petani kelabakan. Mengingat hama itu telah menurunkan hasil panen, padahal permintaan pasar cenderung membaik. “Kalau sudah pohon kelapa ujungnya yang diserang hama kwangwung, otomatis gagal panen. Bahkan, pohon kelapa lambat laun mati membusuk,” katanya, Sabtu (4/6) tadi pagi.
Saat ini, lanjut Syamsul, pembuatan kelapa kopra cukup menggairahkan perekonomian petani kelapa. Sebab, satu buah kelapa di pasaran hanya segara Rp1.500 perbiji, namun setelah dibuat kelapa kopra harganya lebih mahal. “Untuk membuat kopra seberat 1 kilogram membutuhkan 4 buah kelapa dan bisa dijual seharga Rp 9 ribu,” ujarnya.
Hasil pendataan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Sumenep, hama kwangwung saat ini sudah menyerang sekitar 29 ribu pohon. “Serangan hama kwangwung memang sulit diatasi secara maksimal. Yang bisa kami lakukan hanya dengan penyemprotan yang sejauh ini hasilnya memang belum maksimal,” kata Nasyahbandi, Kabid Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Sumenep.
Untuk menekan luasan serangan kwangwung, pihaknya menyarankan petani agar segera memotong pohon kelapa yang sudah mati. “Jadi, sebelum dijadikan sarang hama kwangwung, lebih baik dipotong dan dibakar,” tandasnya.
Sumber: Surabayapostonline
Serangan hama kwangwung diperkirakan menyebar hampir di seluruh wilayah kebun kelapa,--terparah melanda di wilayah Kec. Gapura dan Kec. Guluk-Guluk. Akibat serangan hama itu, ujung pohon kelapa membusuk dan daun kelapa patah dalam hitungan hari. Dampaknya bisa mengancam produksi kopra yang selama ini menjadi komuditas andalan masyarakat setempat.
Syamsul (45), warga Desa Bintaro Kec. Gapura, mengatakan, serangan hama kwangwung membuat petani kelabakan. Mengingat hama itu telah menurunkan hasil panen, padahal permintaan pasar cenderung membaik. “Kalau sudah pohon kelapa ujungnya yang diserang hama kwangwung, otomatis gagal panen. Bahkan, pohon kelapa lambat laun mati membusuk,” katanya, Sabtu (4/6) tadi pagi.
Saat ini, lanjut Syamsul, pembuatan kelapa kopra cukup menggairahkan perekonomian petani kelapa. Sebab, satu buah kelapa di pasaran hanya segara Rp1.500 perbiji, namun setelah dibuat kelapa kopra harganya lebih mahal. “Untuk membuat kopra seberat 1 kilogram membutuhkan 4 buah kelapa dan bisa dijual seharga Rp 9 ribu,” ujarnya.
Hasil pendataan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Sumenep, hama kwangwung saat ini sudah menyerang sekitar 29 ribu pohon. “Serangan hama kwangwung memang sulit diatasi secara maksimal. Yang bisa kami lakukan hanya dengan penyemprotan yang sejauh ini hasilnya memang belum maksimal,” kata Nasyahbandi, Kabid Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Sumenep.
Untuk menekan luasan serangan kwangwung, pihaknya menyarankan petani agar segera memotong pohon kelapa yang sudah mati. “Jadi, sebelum dijadikan sarang hama kwangwung, lebih baik dipotong dan dibakar,” tandasnya.
Sumber: Surabayapostonline
Tidak ada komentar:
Posting Komentar