Selasa, 08 Maret 2011

Contoh Penerapan Analisis Shift Share

Contoh (1):

Seorang peneliti ingin mengevaluasi komponen pertumbuhan wilayah di Kabupaten Bangkalan selama kurun waktu tertentu. Ia ingin mengetahui kecamatan mana saja atau sektor apa saja yang tumbuh lambat/pesat sehingga hasilnya bisa dijadikan acuan untuk pengambilan kebijakan pembangunan daerah ke depan.

Misalnya, kurun waktu tertentu yang dimaksud adalah tahun 2002 – 2005. Maka, data yang dibutuhkan adalah: PDRB per kecamatan per sektor di Kabupaten Bangkalan Tahun 2002 dan 2005 atas dasar harga konstan.

Contoh (2):

Misalnya, pemerintah propinsi Jawa Timur pada tahun 2000 menerapkan sebuah kebijakan terkait ketenagakerjaan dengan harapan mempengaruhi daya serap sektor/daerah terhadap tenaga kerja. Seorang peneliti dapat mengevaluasi keefektifan kebijakan tersebut dengan mengevaluasi perubahan penyerapan tenaga kerja secara sektoral ataupun sub wilayah (kota/kabupaten) di Jatim, katakan di tahun 2008 melalui shiftshare analysis.

Untuk kasus ini, data yang dibutuhkan adalah jumlah tenaga kerja per sektor selurh kabupaten/kota di Jawa Timur pada tahun 2000 (awal analisis) dan tahun 2008 (akhir analisis)

Dalam latihan ini, kita hanya akan mencoba contoh (1) saja, karena pada prinsipnya cara kerja shiftshare analisis untuk kedua contoh adalah sama.

Misalkan data yang dibutuhkan telah tersedia dalam Tabel berikut:

PDRB Kecamatan-Kecamatan di Bangkalan Tahun 2002 dan 2005 ADH Konstan 2000

Kecamatan

Tahun 2002

Tahun 2005

primer

sekunder

Utilitas

Jasa

primer

sekunder

Utilitas

Jasa

Kamal

26484,06

11905,69

19295,85

109647,9

27958,46

16831,41

24593,3

124212,6

Labang

33287,94

7613,03

9163,16

41598,11

35400,65

10746,54

11922,8

47184,96

Kwanyar

51255,57

7184,44

10061,55

43345,66

53998,2

10658,94

12754,83

49214,45

Modung

51909,96

8955,42

11209,14

24520,72

55727,68

13339,92

13867,24

28056,97

Blega

54457,45

9077,08

12519,49

29378,95

58003,25

13965,13

16438,43

34836,41

Konang

36532,77

6046,61

8058,21

13727,63

38435,36

8957,86

9630,81

15627,54

Galis

81253,45

10942,9

12143,54

28900,92

86009,86

15512,94

14550,04

33038,14

Tanah Merah

70341,47

8313,95

13841,54

29082,82

73952,6

12293,92

16570,96

33163,32

Tragah

28872,32

5163,04

5385,56

8972,23

31076,72

7460,72

6457,31

10259,46

Socah

42096,41

8575,27

8665,21

34814,44

44392,81

12787,18

11434,75

39639,82

Bangkalan

17419,73

11649,56

23871,69

176955,6

18268,42

17525,59

31496,83

200618,9

Burneh

46810,19

12987,39

10826,59

35967,25

49397,61

17889,88

13736,08

40905,26

Arosbaya

40201,8

8849,27

13691,37

49049,53

42528,61

12735,45

17551,98

55638,66

Geger

64736,11

12319,06

8527,67

11571,95

68626,43

17003,99

10246,03

13251,18

Kokop

49661,46

7630,2

7224,92

6310,09

52571,88

11304,02

8631,39

7243,29

Tanjung Bumi

42344,4

15155,76

16073,87

43940,18

44898,34

20282,24

19362,83

49926,57

Sepulu

44037,71

8398,65

19258,37

28483,56

44773,64

12276,22

23265,75

32475,09

Klampis

63729,58

12865,57

13740,58

41201,51

67448,12

17715,44

16672,16

46811,36

Sumber: PDRB Kabupaten Bangkalan

Primer : pertanian dan pertambangan

Sekunder : industri dan konstruksi

Utilitas : Listrik-gas-air dan pengangkutan-komunikasi

Jasa : sektor lainnya

Dengan menggunakan software pengolah data biasa (Excell) kita bisa melakukan analisis shifshare dengan cepat:

1. Entri data dan atau copy dari data di atas. Hati-hati dengan tanda koma atau titak dalam penulisan angka di Indonesia dan luar negeri.

2. Sesuai dengan rumus-rumus di atas, hitung dulu Xi.; X.j; X.., baik di awal maupun akhir tahun analisis.

Xi. di sini sama dengan total tiap baris atau jumlah seluruh sektor per kecamatan

X.j sama dengan total tiap kolom atau jumlah seluruh kecamatan per sektor

X.. sama dengan jumlah PDRB seluruh kecamatan dan seluruh sektor (=PDRB Kabupaten)

Lakukan untuk tahun awal dan tahun akhir analisis

3. Hitung RASS dengan rumus di atas. Nilai RASS ini sebenarnya adalah Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten. Jila nilainya negative, maka berarti pertumbuhan ekonomi lambat (pertumbuhan negative)

4. Hitung PSSj.; Nilai PSSj ini sebenarnya adalah ‘pengurangan pertumbuhan sektoral dengan pertumbuhan kabupaten. Jika nilainya negative berarti pertumbuhan kabupaten lebih besar dari pertumbuhan sektor tersebut, sehingga sektor tersebut dapat dikategorikan lambat pertumbuhannya. Demikian pula sebaliknya.

5. Hitung DSSij; Nilai DSSij ini sebenarnya adalah ‘pengurangan pertumbuhan setiap sektor di setiap kecamatan dengan pertumbuhan sektor tersebut di kabupaten. Jika nilainya negative berarti pertumbuhan sektor kabupaten lebih besar dari pertumbuhan sektor di kecamatan tersebut, sehingga pertumbuhan sektor di kecamatan tersebut dapat dikategorikan lambat pertumbuhannya. Demikian pula sebaliknya.

Contoh Penghitungan PSS.j dan DSSi. dapat dilihat pada gambar berikut:

6. Menghitung Nilai pergeseran sektor (PSSj dikalikan dengan Xij) maupun per kecamatan per sektor (DSSij dikalikan dengan Xij). Nilai-nilai ini berarti besarnya pergeseran (dalam rupiah) dari nilai tersebut di tahun awal analisis.

7. Menghitung nilai jumlah pergeseran sektor di setiap kecamatan, baik PSS (PSSi.) maupun DSSij (DSSi.)

8. Menghitung Pergeseran Bersih per kecamatan (PBi. = PSSi. + DSSi.). Jika PBi. negatif, berarti pertumbuhan kecamatan tersebut lambat, dan sebaliknya jika positif.

9. Langkah terakhir, interpertasikan setiap nilai dan analisalah lebih lanjut hasil penelitian, sebisa mungkin lengkapi dengan informasi-informasi lain, baik kuantitatif maupun kualitatif – misalnya kenapa suatu kecamatan bisa cepat atau lembat, dst.

Tidak ada komentar: