Selasa, 22 Maret 2011

Citizen Journalism, Akankah Menggantikan Media Konvensional?

Peningkatan tantangan global yang semakin terlihat di depan mata, mendorong kita untuk selalu giat dalam mencari informasi dari dunia luar. Hal ini didukung dengan kemudahan akses informasi yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Sumber media pendukungpun semakin menjamur, tumbuh dengan subur di tengah-tengah masyarakat Indonesia dengan berbagai macam variasi dan cara penyampaian yang berbeda. Perkembangan teknologi dunia maya telah mendorong banyak orang untuk saling berbagi berita sehingga dapat meningkatkan arus informasi di tengah-tengah masyarakat. Didiet Adiputro mengatakan bahwa semua orang biasapun bisa menjadi jurnalis dengan menulis blog atau memuat gambar di flickr yang terkadang justru memuat peristiwa – peristiwa yang tak terlacak oleh para jurnalis konvensional.

Jika pers dan media konvensional memiliki kode etik dan undang-undang jurnalistik, maka citizen journalism menempatkan diri sebagai salah satu sarana untuk mengusung sebuah bentuk demokratisasi. Citizen Journalism memberikan kesempatan kepada semua orang untuk bebas berbicara, sehingga akan menghasilkan banyak sumber informasi serta perspektif yang bermacam-macam bagi masyarakat. Mantan juru bicara presiden, Wimar Witoelar mengatakan “Saat ini adalah era demokratisasi total karena banyak sumber berita baru yang datang dari citizen journalist.

Fenomena citizen journalism semakin marak, bahkan menurut sebuah sumber terdapat 13.000 blog baru yang didirikan setiap hari. Sebuah fenomena yang luar biasa bukan?. Fasilitas serta akses yang mudah memberikan andil yang besar terhadap kemunculan citizen journalism saat ini. Lantas bagaimana peran media konvensional di masa depan?. Apakah lama kelamaan akan tergeser oleh fenomena citizen journalism yang semakin berkembang?. Saya rasa tidak. Citizen journalism dan media konvensional berada pada satu jalur yang sama, yaitu mengadakan sebuah proses untuk menghasilkan informasi yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat, akan tetapi keberadaan keduanya akan saling melengkapi, citizen journalism akan menghadirkan informasi yang mungkin tidak akan didapatkan di media konvensional, begitu pula sebaliknya. Variasi yang ditawarkan oleh citizen journalism menarik masyarakat untuk mengakses informasi dengan cara yang berbeda serta mengundang perspektif yang beraneka ragam sehingga masyarakat dituntut untuk kritis terhadap informasi yang di dapat. Sedangkan media konvensional menawarkan sebuah “legalitas” informasi yang di dasarkan pada profesionalisme dan kode etik jurnalistik yang di berlakukan pada pers.

Citizen journalism dan media konvensional sama-sama memiliki peran yang besar dalam penyebaran informasi di masyarakat. Kualitas adalah sesuatu hal yang mutlak diperlukan ketika sebuah informasi di hadirkan dengan dua cara yang berbeda. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi para citizen journalist untuk selalu menghadirkan informasi yang berkualitas bagi masyarakat luas. Boleh jadi kuantitas citizen journalism akan selalu bertambah dengan kemunculan angka yang mencapai ribuan setiap hari. Akan tetapi berapa persenkah diantara sekian ribu angka tersebut yang mampu menghasilkan informasi yang bekualitas dan layak dikonsumsi oleh masyarakat?. Dengan kata lain para pelaku citizen journalism akan ikut berperan dalam mencerdaskan bangsa sehingga kualitas informasi yang disampaikanpun harus selalu ditingkatkan.

sumber: kompasiana

Tidak ada komentar: