Liputan-Madura.Sebanyak 989 warga masyarakat Pamekasan, Madura, Jawa Timur diketahui menderita penyakit tuberkulosis (TBC).
"Jumlah warga yang menderita TBC itu dalam kurun waktu 2010 hingga 2011," kata Kepala Dinas Kesehatan Pamekasan, Ismail Bey, Selasa (24/5). Ia menjelaskan, sepanjang 2010 sebanyak 759 warga Pamekasan yang diketahui menderita TBC, sedang pada kurun waktu 2011 hingga Mei saat ini sebanyak 610 orang.
Para penderita TBC ini kebanyakan tersebar di tiga wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Palengaan, Pasean dan Kecamatan Tlanakan. Angka penderita TBC di Kabupaten Pamekasan ini tergolong tinggi di Jawa Timur, dan pemerintah sedang berupaya melakukan pengobatan. Ia mengemukakan, Kabupaten Pamekasan menduduki peringkat kelima di Jatim dalam hal kasus TBC tersebut, setelah Kabupaten Sumenep, Lumajang, Kota Malang, dan Jember.
"Kasus TBC ini bagaikan fenomena gunung es yang sulit terdeteksi. Sebanyak yang ditemukan sebenarnya semakin baik, sehingga kami mudah melakukan pengobatan," kata Ismail Bey menjelaskan. Umumnya, kata Ismail TBC banyak menyerang orang pada usia produktif 15
tahun sampai 55 tahun. Pada kurun waktu 2009 hingga 2010 sebanyak delapan warga Pamekasan meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan oleh bakteri mikobakterium tuberkulosa ini.
Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri itu lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Di Indonesia sendiri, TBC merupakan masalah kesehatan, yang membutuhkan penanganan serius. Baik dari sisi angka kematian, angka kejadian penyakit, maupun diagnosis dan terapinya.
Penyakit TBC di Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dari 22 negara penderita TBC terbesar di dunia. Setiap tahun Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya akibat TBC. Survei prevalensi TBC yang dilakukan pada enam provinsi pada tahun 1983-1993, kata Kadinkes Pamekasan Ismail, menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2% hingga 0,65%.
Sedangkan menurut laporan penanggulangan TBC global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.
"Di Pamekasan, jumlah penderita TBC ini saya kira masih jauh lebih banyak. Kita sulit mendeteksi, karena masyarakat tidak proaktif melakukan pemeriksanaan, walaupun dari sisi pengobatan sudah digratiskan," kata Ismail menjelaskan.
Penyakit TBC cendrung menyerang orang yang kondisi lingkungannya kurang bersih. Rumah lembab dan tidak ada ventilasinya sangat berotensi menjadi penyebab timbulnya bakteri TBC. Adapun ciri-ciri penderita TBC menurut Ismail Bey, antara lain batuk secara terus-menerus selama dua minggu. "Orang awan di Pamekasan biasa mengenal dengan penyakit 'cekek'. Itu sebenarnya TBC," katanya menjelaskan.
Sumber: Mediaindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar