Kamis, 29 September 2011

Tembakau Juga Potensial untuk Minyak Atsiri

PAMEKASAN – Madura hingga saat ini terkenal sebagai salah satu sentra penghasil tembakau di Jawa Timur. Bahkan, petani tembakau Madura enggan beralih ke komoditas lainnya seperti tebu, sebab untung menanam tembakau dianggap lebih besar. Padahal tahun 2020 mendatang dunia harus sudah bebas rokok seperti kesepakatan global.

Dr Singgih Wijaya, Dosen Fakultas Tehnologi Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Malang menyarankan jika masyarakat tidak bisa menghilangkan kebiasaannya menanam tembakau, maka harus berupaya untuk menjadikan tembakau sebagai produk non-rokok. Menurut dia dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tembakau mengandung banyak unsur yang bisa dijadikan bahan dasar untuk pembuatan berbagai komuditas.

“Antara lain bisa dipakai untuk pembuatan minyak atsiri. Dari minyak atsiri ini bisa dibuat produk turunan yakni bisa untuk pembuatan sabun mandi, produk kecantikan, body lotion, untuk bahan bahan pembuatan obat obatan atau farmasi. Bahkan ada bagian yang bisa dipakai untuk pembuatan pestisida nabati yang sangat bagus,” katanya saat menjadi pembicara dalam Pelatihan Tehnik Membuat Atsiri di Aula SMKN 3 Pamekasan, Rabu (28/9).

Dia mengungkapkan bahwa tembakau bukan komuditas asli milik orang Madura, namun tanaman ini dibawa oleh penjajah Belanda dan dikembangkan di Madura. Di Madura sendiri ada tanaman atau komoditas asal yang menjadi tanaman bahkan makanan pokok orang Madura yakni jagung. Sayangnya, saat ini banyak ditingalkan, akibat terlalu konsentrasi menanam tembakau. Padahal kini jagung sangat dibutuhkan oleh kepentingan pasar dunia.

“Petani Madura tanam tembakau hanya karena hasilnya dianggap lebih banyak dan menguntungkan dibandingkan dengan pertanian lainnya. Sehingga mereka rela meninggalkan komoditas lainnya. Ini yang harus diselesaikan ketika pada saatnya nanti rokok harus dihentikan karena tuntutan kepentingan global, maka massyarakat harus mencari alternatif lain,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Pemkab Pamekasan Jon Yuliyanto mengatakan, pihanyak telah menangkap sinyal adanya kecendrungan global bebas rokok tahun 2020 mendatang. Karena itu Pemkab Pamekasan membuat terobosan dengan cara melakukan pelatihan tentang cara menjadikan tembakau untuk produk non-rokok. “Memang sulit menghadapi masyarakat yang kadung cinta tembakau. Tapi yang perlu dipahami, tembakau juga berpotensi di produk non-rokok,” tandasnya. mas


Tidak ada komentar: