SAMPANG – Rencana pemerintah pusat membangun pabrik gula di Kabupaten Sampang terancam gagal. Sebab, program pengembangan lahan tebu seluas 183 hektare (ha) oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X kesulitan memenuhi target. Petani di Sampang lebih tertarik menanam tembakau yang untungnya dianggap lebih menggiurkan. Selama ini pengembangan tebu PTPN hanya mengandalkan lahan-lahan yang tidak tergarap saja.
Rencananya PTPN mengembangkan lahan tebu seluas 183 ha namun baru tertanam kurang dari 40% atau hanya 72 ha yang di Kecamatan Omben, Ketapang, dan Banyuates.
Sedangkan, berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Kabupaten Sampang, tingkat produktivitas tembakau selama musim panen 2011 berkisar 650 sampai 700 kilogram (kg) per ha dalam setahun. Total luas lahan yang ditanami tembakau tahun ini mencapai 4.515 ha. Angka ini mengalami peningkatan produksi lebih dari 50%dibandingkan tahun lalu, yakni luas lahan hanya 2.927 ha dengan hasil produksi hanya 394 ton, dengan tingkat produktivitas 259 kg/ha/tahun.
Mengganti pola tanam petani dari tembakau ke tebu sepertinya sangat sulit, apalagi hasil panen tembakau tahun ini sukses, karena harganya menembus rekor termahal. Kondisi tersebut semakin menyulitkan Disbunhut untuk mengembangkan tebu, karena petani akan mencoba lagi keberuntungan menanam tembakau tahun depan.
Kepala Seksi (Kasi) Budidaya pada Disbunhut Sampang, Nurdin mengaku jika pihaknya tidak memaksakan kehendak, karena petani punya kebebasan memilih tanaman komoditi yang akan ditanam. Saat ini sasaran tembaknya adalah lahan yang tidak tergarap, tetapi harus ada ketercukupan air sehingga tidak akan menganggu lahan tembakau. “Kita hanya berupaya mengurangi bagi lahan yang tidak produktif untuk tanaman tembakau saja,” jelas Nurdin, ditemui Selasa (27/9).
Menurut Nurdin, pertimbangan Pemkab tersebut memang cukup realistis. “Kita mengakui pengembangan tebu tersebut cukup berat, karena tawaran itu tentu tidak begitu saja diterima mentah-mentah oleh para petani. Mengingat aspek sosial dan budaya petani yang masih belum terbiasa dengan tanaman tebu, tapi jika didukung tiga komponen, yaitu keterlibatan petani, lembaga keuangan dan pabrikan, maka kita optimis program itu bisa berjalan sukses,” katanya.
Dia menambahkan, langkah pengembangan tanaman tebu tersebut akan mendongkrak lahan tidur seluas 34 ha menjadi lahan produktif. Sehingga diharapkan kelak akan mempunyai nilai kompetitif yang cukup tinggi dibandingkan komoditas tembakau yang selama ini menjadi tanaman unggulan petani di Madura.
Sementara itu, sebelumnya rencana Bupati Pamekasan, Kholilurrahman mengembangkan tebu di wiliayahnya menuai protes. “Saya kira tidak mudah merencanakan pengembangan tanaman tebu di Pamekasan. Kita lihat dulu prospeknya bagaimana dan kesesuaian dengan struktur tanah. Jadi jangan asal berencana biar tidak hanya jadi wacana saja, sebab itu akan membingungkan masyarakat,” kata Fathorrahman, Anggota Komisi B DPRD Pamekasan baru-baru ini. rud, mas.
sumber: surabayapost
Tidak ada komentar:
Posting Komentar