Jumat, 29 April 2011

Pemerintah Didesak Ambil Alih Blok West Madura Offshore

Liputan-Madura. Mendekati berakhirnya masa kontrak pengelolaan migas di blok West Madura Offshore (WMO) oleh Kodeco dan CNOC, 7 mei 2011 mendatang, Dewan Pembangunan Madura mendesak agar selanjutnya dikelola sepenuhnya pemerintah melalui Pertamina.


"Meskipun Pertamina juga ikut serta dalam pengelolaan blok tersebut dengan saham 50%. Namun keterlibatan Pertamina dinilai masih kurang sebab masih ada dua perusahaan Kodeco dan CNOC yang masing-masing memiliki saham 25%," kata Ketua Umum Dewan Pembangunan Madura Achmad Zaini di Surabaya, Jumat (29/4).

Selama dikelola oleh Kodeco maupun CNOC, Dewan Pembangunan Madura memandang keterlibatan kedua perusahaan tidak memberi konstribusi besar bagi warga Madura.

Bahkan, membahayakan kepentingan umum dengan pemasangan pipa di bawah laut yang kerap memunculkan keresahan bagi penguna jasa pelayaran.

"Kondisi ini diperparah dengan adanya kolusi rencana memperpanjang masa pengelolaan blok tersebit oleh Kodeco dan CNOC," katanya.

Karena itu, agar tidak jatuh ke tangan asing, Presiden hendaknya menyerahkan pengelolaan ke Pemerintah dalam hal ini pertamina secara penuh.

Ini juga mengacu pada pasal 33 ayat 3 yang menyatakan bahwa kekayaan di dalam bumi dan air dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat.

"Jangan semuanya dikuasai oleh asing, saatnya negara yang mengelola," ujarnya.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Komite Tetap Pengawasan Produk Kadin Indonesia Ridwan Muhammad Hisjam mendesak pemerintah mengambil alihpengelolaan Blok West Madura Offshore (WMO) yang berakhir pada 7 Mei2011. Artinya, pengelolaan diserahkan kepada Pertamina dan BUMD milik Pemprov Jatim (PT Petrogas Jatim Utama/PJU).

Selain itu, DPRD Jatim dan Pemprov Jatim sudah berupaya keras agar dalam pembuatan kontrak baru, mereka dilibatkan karena menyangkut kewajiban jatah participating interest (PI) 10 persen sesuai amanat UU Migas.

Dalam kontrak yang lama, hak pengelola blok migas tersebut diserahkan kepada tiga pihak, yakni Pertamina 50%, Kodeco 25%, dan CNOOC 25%.

Dalam draf kontrak baru, hak pengelolaan blok migas WMO komposisinya tetap tanpa melibatkan pemerintah daerah (Jatim dan Bangkalan).

"Kodeco dan CNOOC sudah sudah cukup mengeruk kekayaan migas di Madura selama 30 tahun. Kini saatnya pemerintah harus mengambil alih saham 100% untuk Pertamina dan BUMD Pemprov Jatim," ujarnya.

Jenazah Korban Pesawat Tiba di Madura

Liputan-Madura. Jenasah Sersan Habibur Rahman yang meninggal dunia dalam kecalakaan pesawat di Sleman, Yokjakarta, Jumat, tiba di rumah duka, Desa Kedundung, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur (Jatim).

Jenasah korban tiba sekitar pukul 11.30 WIB disambut isak tangis keluarganya. Bahkan, ada seorang keluarga yang tidak sadarkan diri karena tidak sanggup menerima kenyataan tersebut sehingga yang bersangkutan harus dibopong ke dalam rumah.

Jenasah korban yang balut dengan bendera merah putih langsung dimasukkan dalam rumah duka untuk disemayamkan.
Rencananya jenasah Habibur Rahman ini akan dikebumikan di tempat pemakaman umum (TPU) desa setempat setempat usai shalat Jumat.

Korban bersama pesawat latih jatuh di area kebun tebu di kawasan Lanut Adisutjipto Yogyakarta di Dusun Wotgaleh, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman DI Yogyakarta, sekitar pukul 15.45 WIB Kamis (28/4).

Dua korban tewas dalam peristiwa jatuhnya pesawat latih capung jenis Glider G-611 itu, yakni Korban AAU Sertu Ninang dan Sersan Karbol Habibur Rahman. Sertu Ninang sebagai instruktur terbang layang, sedangkan Sersan Karbol Habibur Rahman merupakan anak latih.

Penjaga Asta Tinggi Gantung Diri

Liputan-Madura..Slamet (52), salah satu penjaga makam raja-raja Sumenep, ditemukan tewas tergantung di rumahnya di Dusun Pandian Selatan, Desa Pandian, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Kamis (28/4/2011). Ia diduga bunuh diri.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Kompas.com di tempat kejadian, korban ditemukan tergantung di kamarnya. Menurut Madani (55), ketua RT setempat, korban diduga bunuh diri karena stres setelah bercerai dengan istrinya, Mutmainnah (45). "Sekitar sebulan lalu, dia sudah bercerai dengan istrinya. Tiga hari yang lalu ia menerima surat perceraiannya," kata Madani.

Korban ditemukan pertama kali oleh saudara kandungnya, Suniya (55), sekitar pukul 12.00 WIB, saat mengantarkan makan siang. "Tiba-tiba di dalam rumah terdengar teriakan keras dari Suniya," ujar Madani.

Tim Identifikasi Polres Sumenep, Dr Ahmad Basri, membenarkan bahwa korban meninggal karena bunuh diri. "Kami tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban," kata Ahmad.

sumber: kompas

Rabu, 20 April 2011

HMI Bangkalan Desak Pejabat Korupsi di Eksekusi

Liputan-Madura. Puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Bangkalan, Madura, Jawa Timur Selasa [19/04] , berunjuk rasa mendesak aparat penegak hukum mengeksekusi terpidana kasus korupsi, DR Hasanuddin Buhori MM. Unjuk rasa mahasiswa yang digelar di halaman kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Bangkalan berjalan tertib dan damai.

Para pengunjuk rasa membawa berbagai poster dan spanduk yang berisi nada protes atas lambatnya kinerja pihak Kejari dalam melakukan eksekusi terhadap terpidana kasus korupsi perbaikan dan perawatan rumah dinas guru senilai Rp66 juta pada anggaran 2005.

“Kami meminta komitmen tegas dari kejaksaan dan polisi dalam penegakan supremasi hukum di Bangkalan, termasuk mengeksekusi terpidana kasus korupsi seperti Hasan Buhori,” teriak salah seorang orator, M Sholeh.

Sholeh menjelaskan, Indonesia adalah negara hukum. Maka menjadi suatu kewajiban supremasi hukum harus dijunjung tinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap tindakan ada konsekuensinya, sesuai dengan norma dan peraturan perundang-undangan.

“Namun, praktik negara kita terdapat kejanggalan-kejanggalan dalam hal supremasi hukum. Hukum menjadi tumpul tatkala berhadapan dengan kalangan kapital, birokrat dan pejabat,” ungkapnya.

Pemeberantasan korupsi, sambung Sholeh, masih setengah hati. Korupsi terkesan kurang mendapatkan perhatian, bahkan sampai pada perangkat pemerintah paling kecil seperti desa.

Sholeh menilai, pemberantasan korupsi masih terkesan membingungkan. Dari beberapa kasus yang terindikasi korupsi belum ada kejelasan yang menimbulkan rasa ketidakpercayaan masyarakat pada penegak hukum.

Menurut Sholeh, banyak kasus yang timbul lalu tenggelam tanpa kejelasan, mulai dari bantuan pengungsi sampit, kasus raskin, pesangon dewan, kasus STKIP, P2SEM, kopwan, dan pertanian. Serta yang terbaru, kasus yang sudah mendapat vonis melalui kasasi belum juga dilaksanakan.

“Kapan itu eksekusinya? Orangnya dimana? Kemana? Sehingga timbul tanda tanya besar ada apa dengan Bangkalan? Kapan clean and good govermance tercapai,” ucapnya.

Dalam aksinya, para pengunjuk rasa menghentikan satu persatu pengguna jalan yang melintas di kawasan Soekarno-Hatta. Hal itu dilakukan untuk meminta dukungan dari masyarakat terkait penegakan hukum di bangkalan, dengan cara membubuhkan tanda tangan di atas kain putih.

Tidak hanya itu saja, para pengunjuk rasa ini juga membawa keranda mayat sebagai simbol matinya penegakan supremati hukum di Kabupaten Bangkalan, dengan banyaknya kasus yang menurut mereka kurang mendapatkan serius institusi penegak hukum. Setelah puas menggelar orasi, para mahasiswa dari aktivis HMI cabang Bangkalan ini selanjutnya membubarkan diri dengan tertib.

Sementara unjuk rasa mahasiswa itu sendiri mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian dari berbagai kesatuan, seperti satuan Reskrim, Polantas dan Samapta, serta Intelkam Polres Bangkalan.

sumber: beritasore

Selasa, 19 April 2011

Peringati Hari Kartini: IMM Bangkalan Serukan Kesetaraan Gender.

Liputan-Madura.

Dalam buku karangan R.A. Kartini “Habis Gelap, terbitlah Terang” mengungkapkan perjuangan wanita dalam kehidupan masyarakat. Wanita konon katanya cenderung di diskriminasi, hak-hak perempuan dikebiri. Dan dengan kesadaran gender yang semakin besar saat ini, wanita kini mampu untuk sederajat dengan pria.

Khusnul Maarif, Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Bangkalan, mengungkapkan saat ini kesetaraan gender harus di aplikasikan dalam kehidupan kita, karena kita tidak bisa menutup mata tentang diskriminasi gender yang terjadi di lingkungan kita, karena itu dibutuhkan sebuah tekad yang nyata kepada semua lapisan bangsa, agar tidak ada diskriminasi gender lagi.

Mahasiswa Universitas Trunojoyo ini mengatakan sebenarnya dalam riwayat bangsa ini sangat menghormati gender. Itu terbukti banyaknya tokoh-tokoh wanita di Indonesia yang mengharumkan nama bangsa. Seperti halnya R.A. Kartini, Nyai. Walidah sebgai penggerak sopo trisno di Jogjakarta yang saat ini menjelma menjadi Aisiyah.

Bagikan Buga peringati hari Kartini.

Liputan-Madura.

Sejumlah aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Komisariat Universitas Madura membagikan 1000 buga kepada para pengendara kendaraan bermotor. Aksi yang dilaksanakan di Jalan Dipengogoro Pamekasan tersebut cukup meriah.

Selain mebagikan buga, para aktivis Hmi tersebut juga membagikan selebaran kepada para pengendara yang melintas. Siti Sofiah kepada jaringan radio mengungkapkan, kegiatan tersebut untuk mengingatkan kembali perjuangan R.A Kartini. Selain itu Siti Sofiah Selaku Korordinator Lapangan inign mengajak wanita pamekasan ikut andil dalam mengisi kemerdekaan diberbagai sektor seperti pendidikan, politik, dan lainya.

Penembak Misterius Beraksi di Madura

Liputan-Madura.Dayat (40), warga asal Desa Lokek, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan, Madura, diduga kuat menjadi korban penembakan orang tidak dikenal alias penembak misterius. Pria malang tersebut, ditembak saat melintas di Jalan Raya Desa Sedeng, Kecamatan Galis.


Akibat tembakan tersebut, korban mengalami luka parah tepatnya di bagian dada sisi kiri hingga tembus ke belakang ketiak. Kini, korban yang sempat dibawa ke RSUD Syarifah Ambami Ratu Ibu Bangkalan tersebut, terpaksa harus dirujuk ke RS dr Soetomo Surabaya untuk perawatan lebih lanjut.

Saat dalam perjalanan menuju Surabaya, posisi korban bisa dibilang kritis karena selama perjalanan, korban masih belum sadarkan diri. Sementara, dari tubuh korban tepatnya bagian mengeluarkan darah segar. Ironisnya, hingga saat ini, polisi masih belum berhasil mengetahui motif yang memicu kejadian tersebut.

Informasi yang diperoleh dari salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Galis, H. Zaini, menyatakan, kejadian tersebut hampir tidak diketahui oleh orang banyak. Sebab, saat itu korban yang menggunakan sepeda motor melintas seorang diri, dengan lokasi kejadian yang cukup sepi.

“Beruntung ditemukan oleh pengendara motor yang lain, sehingga langsung mendapat pertolongan,” ujarnya.

Warga yang mengetahui korban bersimbah dari, langsung membawanya ke Puskesmas Galis. Berhubung kondisi korban makin parah, dengan mengalami pendarahan yang cukup serius, akhirnya korban langsung dilarikan ke RSUD Syarifah Ambami Ratu Ibu.

Saat dibawa ke rumah sakit, menurut Zaini, korban sudah dalam keadaan lemas dengan darah yang mengucur deras. Warga sekitar sendiri meyakini, kalau korban mengalami luka tembak, karena bagian dada yang luka terlihat bolong dan tembus hingga ke samping. “Kalau luka bacok, pasti terlihat ada seperti sayatan. Nah, ini kami yakin kena tembak karena lukanya beda,” ungkapnya.

Sementara itu, salah satu warga yang enggan disebut namanya, menyatakan, kalau korban yang berangkat seorang diri, hendak bekerja di Pelabuhan Perak Surabaya. Korban sendiri, sering pulang pergi untuk kepentingan bekerja, dengan melintas di lokasi kejadian. “Sebelum ditembak, korban terlebih dahulu dipepet oleh pelaku. Besar kemungkinan, pelaku juga menggunakan sepeda motor,” urainya.

Kapolres Bangkalan, AKBP Kasero Manggolo, membenarkan adanya kejadian tersebut. Cuma, dia enggan memberikan keterangan secara pasti, apakah korban terkena tembak atau tidak. Dia hanya mengatakan, untuk posisi korban terkini sudah ada di rumah sakit Surabaya, dengan kondisi luka parah.

Kasero juga menjelaskan, kalau pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus penembakan. Soal apa motif dari kejadian tersebut, dia juga mengaku masih belum tahu karena petugas masih memburu pelaku penembakan. "Kami juga mengumpulkan sejumlah bukti dan memintai keterangan terhadap beberapa saksi mata,” ucapnya.


Sumber: okezone

"Pameran Sketsa"


Liputan-Madura. Sejumlah Sketser mengadakan Pameran hasil sketsa wajah Civitas Akademika Universitas TrunojoyoMadura. Bertempat di CWA (Coffee With Art), pameran tersebut menampilkan para seniman muda.

Senin, 18 April 2011

Pemilik Lahan Kurang dari 0,3 Hektare Gratis PBB

Liputan-Madura. Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menetapkan pemilik lahan pertanian dan perkebunan dengan luas di bawah 0,3 hektare sebagai penerima program Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) gratis.

"Ada dua kriteria penerima program PBB gratis," kata Bupati Sumenep KH Busyro Karim, Minggu, 17 April 2011.

Kriteria pertama adalah warga miskin yang terdaftar sebagai penerima bantuan beras miskin, pelayanan kesehatan gratis melui Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) atau fasilitas Asuransi Kesehatan Warga Miskin (Askeskin).

Adapun kriteria adalah pemilik lahan atau tambak tidak produktif, terutama yang gagal panen akibat bencana banjir, serangan hama dan kekeringan.

Bupati Busyro Karim juga menjelaskan, meski telah ditentukan dua kriteria tersebut, program PBB graris diberikan jika berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (APPT), nilai pajak penghasilan dari produksi lahannya di bawah Rp 15 ribu per tahun.

Pelaksanaan program PBB gratis diakui Busyro merupakan realisasi janji yang disampaikan saat berkampanye bersama Wakil Bupati Sungkono Sidik pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) lalu.

"Berapa banyak jumlah yang akan dimasukan program PBB gratis, hingga saat ini masih terus kami lakukan pendataan. Dijadwalkan akhir April proses pendataannya tuntas," ujar Busyro.

Untuk mensukseskan program PBB gratis, telah dialokasikan dana dari Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2011 senilai Rp 4 miliar.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sumenep Hunain Santoso mengakui program PBB gratis merupakan realisasi kampanye pasangan Busyro-Sungkono saat Pilkada.

"Kami sebagai partai pengusung sangat mendukungnya,” kata Hunain yang juga Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Sumenep.

Namun Hunain mengingatkan agar pelaksanaan program yang menghabiskan dana miliaran rupiah itu tepat sasaran.

Menurut Hunain, pendataan tentang siapa saja yang akan dimasukkan program PBB gratis harus diperbaharui, dan jangan menggunakan data lama, termasuk data keluarga miskin. Selain itu, pengawasannya diperketat dengan melakukan evaluasi secara rutin dan menyeluruh. "Kalau sampai salah sasaran, dan terjadi penyelewengan, bisa berakibat hukum,” ucapnya


Sumber:TEMPO Interaktif

Ulat Bulu Serang Dua Kecamatan di Pamekasan

Liputan-Madura(Pamekasan)-Hama ulat bulu menyerang dua kecamatan di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, yakni di Kecamatan Tlanakan dan Kecamatan Pakong.

"Baru beberapa hari lalu tanaman kami terserang hama ulat bulu," kata warga Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan yang tanamannya terserang hama ulat bulu, Dahlan, Minggu (17/4).

Petani itu menjelaskan, hama ulat bulu menyerang tanaman pertanian mereka seperti pohon mangga, pohon pisang dan cabai.

Sementara itu di wilayah Kecamatan Pakong, hama ulat bulu menyerang pertanian penduduk di Desa Bicorong. Sejumlah pohon jati milik warga di desa ini terserang hama ulat bulu.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Pamekasan Isye Windarti menyatakan, Pamekasan bebas dari serangan hama ulat bulu, karena belum ada laporan dari petani.

Menurut petani Dahlan, dirinya bersama petani lain di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan memang belum melaporkan adanya serangan hama ulat bulu yang menyarang pertanian mereka kepada Dinas Pertanian. Alasan Dahlan, karena keberadaan hama ulat bulu yang menyerang tanaman mereka baru saja terjadi, yakni mulai beberapa waktu lalu. "Sebelumnya, pertanian di desa ini memang aman dari serangan hama ulat bulu," kata Dahlan menjelaskan.

Ia juga mengaku belum melakukan penyemprotan terhadap keberadaan ulat bulu yang menyerang tanamannya dan hanya membuang ulat-ulat berwarna hitam tersebut. Hal senada juga diakui petani di Desa Bicorong, Kecamatan Pakong Ahmad.

Ahmad menuturkan, hama ulat bulu yang menyerang tanamannya itu masih dibiarkan dan menunggu petunjuk lebih lanjut dari petugas penyuluh pertanian.


Sumber: Mediaindonesia.com

Soal UN di Bangkakan Dipasang 3 Gembok

Liputan-Madura.(bangkalan) Naskah soal ujian nasional (UN) di Kabupaten Bangkalan, dijamin tidak akan bocor. Sebab, seluruh soal sudah disimpan di tempat yang aman yakni Markas Polres setempat. Tidak tanggung-tanggung, ruangan yang dijadikan tempat menyimpan soal dipasang tiga gembok.

Adapun tiga kunci tersebut, masing-masing dipegang oleh pihak terkait dengan rincian dua kuci gambok dibawa Dinas Pendidikan, sisanya satu gembok dibawa oleh petugas Polres.

“Kami jamin soal UN tidak akan bocor. Sebab, saat ini soal UN sudah disimpan di Mapolres dan dipasang tiga gembok. Kunci gembok tersebut dipegang kami dan polisi,” ujar Kasi Kurikulum SMP/SMA/SMK Dindik Bangkalan, Risman Iriyanto, hari ini.

Risman menambahkan, hal yang sama juga dilakukan usai penyaluran naskah ke masing-masing sekolah. Terutama untuk naskah UN yang akan dikirim ke polsek dari polres Bangkalan, di mana pengamanan juga dilakukan dengan menggunakan kunci ganda.

“Untuk kuncinya sendiri, nantinya dipegang oleh Kabag Ops Polres, Kapolsek, Disdik dan pengawas TPI dari Universitas Trunojoyo,” tegasnya.

Sumber:Okezone.com

Sabtu, 16 April 2011

PDAM Semenep Mulai Sumbang PAD

Liputan-Madura. Setelah lama dikabarkan sakit, kini Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sumenep bisa menyumbang pendapatan daerah. Alasan semula PDAM belum bisa menyumbang PAD karena kondisi perusahaan dalam status sakit.Tetapi, beberapa bulan terakhir kondisi PDAM mulai sehat. Sehingga, sudah bisa menyumbang PAD hingga mencapai 47 Juta. Zainal Alim, direktur PDAM kabupaten Sumenep mengaku, kontribusi tersebut masih tahap awal. Sebab, ketika perusahaan semakin sehat sumbangan PAD dari PDAM akan terus bertambah.Sehingga, untuk pertambahan kontribusi tersebut, Zainal menginginkan dukungan dari semua komponen masyarakat, baik internal ataupun masyarakat pelanggan. Ditambahkan, pada Tahun 2011 ini PDAM juga mendapat bantuan dari APBN Jawa Timur kurang lebih 2, 5 Milyar yang diperuntukkan untuk pembangunan sistem penyedian air bersih di batu putih.Zainal menginginkan, masyarakat bisa hemat dalam pemanfaatan air. Sebab, tidak menutup kemungkinan persediaan air bersih dikantong air di bawah bumi akan habis.

sumber: madurachannel

Kasus Ijazah Palsu Kades Pasanggar Dipertanyakan

Liputan-Madura. Dugaan kasus ijazah palsu yang menimpa SULHAN, 34 tahun, Kepala Desa Pasanggar Kecamatan Pegantenan Pamekasan, Madura, kembali dipertanyakan. Karena hingga saat ini tidak ada perkembangan yang berarti.

Padahal, pihak Polres Pamekasan telah menetapkan tersangka terhadap Kades Pasanggar itu pada bulan Agustus 2010 lalu. Kasus itu sendiri dilaporkan oleh SALIMAN saudaranya SYAFI’I, rival politiknya pada saat pilkades di desa itu tahun 2009 lalu.

TEGUH WICAKSONO, SH, Kuasa Hukum Pelapor dalam jumpa persnya mengatakan, kasus tersebut dilaporkan ke Polres Pamekasan pada Tanggal 27 Juli 2009. Namun sampai sekarang ini belum ada perkembangan dan tersangka tetap dibiarkan tidak ada proses hukum.

Menurut WICAKSONO, polisi sudah mengantongi bukti bahwa tersangka memang jelas memiliki ijazah palsu. Karena sesuai dengan penyelidikan yang dilakukan ke SMP Pasundan Bandung, sekolah tersebut tidak pernah mengeluarkan ijazah atas nama SULHAN yang digunakan untuk pencalonan kades.

“Meskipun dilakukan penyidikan tapi tidak ada perkembangan proses hukum. Tersangka tetap tidak bisa dihadirkan dan tidak diperiksa kembali. Informasinya, karena ada ancaman dari bawah sehingga polisi tidak berani melangkah,” katanya.

Menanggapi hal itu Kapolres Pamekasan AKBP ANJAR GUNADI menjelaskan, pihaknya sudah melangkah jauh terkait kasus dugaan ijazah palsu itu dan telah dikonfirmasikan ke Bidang Hukum Polda Jawa Timur.

Menurut Kapolres, pertimbangan pihaknya belum memanggil kembali tersangka untuk yang kesekian kalinya, karena memang ada ancaman dari para pendukung kades.

“Jadi, memang sesuai dengan laporan inteljen saya, ada ancaman dari masyarakat bawah, akan melakukan hal-hal diluar kewajaran. Kita perlu pertimbangkan dampak sosialnya untuk menindaklanjuti kasus itu,” katanya.

Namun Anjar Gunadi menegaskan, pihaknya akan terus menindaklanjuti kasus tersebut namun pihaknya saat ini masih mencari formulasi terbaik dalam menuntaskan kasus itu. Sebab pihaknya berharap, kasus itu berlanjut dengan jaminan kondisi dan situasi aman dan terkendali.

sumber: suarasurabaya

Kapal Belanda Bernilai Rp 500 M di Giliraja Tak Bernilai Sejarah

Liputan-Madura.BANGKAI Kapal Fyenoord’ No 455-456 yang tenggelam di laut Pulau Giliraja, yang semula diyakini kapal perang milik Belanda masa Perang Dunia II bernilai Rp 500 miliar, ternyata hanya sebuah kapal dagang. Ini tentunya memupus gagasan Pemkab Sumenep untuk menjadikan objek wisata laut atas temuan kapal tersebut.

Mengingat, hasil penelitian dan pengecekan lebih lanjut yang dilakukan TNI AL menunjukkan eksistensi bangkai kapal dagang itu tidak mempunyai hestori yang bisa dieksploirasi untuk menarik wisatawan. Di dalam kapal pun dalam kondisi kosong. Tidak ditemukan adanya bahan peledak atau perlengkapan senjata perang seperti dugaan sebelumnya, berikut barang-barang bernilai sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
Danlanal Batupuron TNI AL Madura, Murcoriyono, mengatakan, kapal milik Belanda buatan Rotterdam tahun 1914 itu diduga tenggelam sebelum Indonesia Merdeka. “Kapal itu biasanya digunakan untuk mengangkut hasil bumi. Jadi, bukan kapal perang,” kata Murcoriyono, Sabtu (16/4) siang tadi.
Masyarakat nelayan, lanjut dia, tidak perlu takut dengan keberadaan kapal yang berukuran 7x50 meter tersebut. Sebab, sudah pasti tidak ada bahan atau benda yang membahayakan, namun, tetap perlu hati-hati dengan posisi kapal yang dekat dengan bibir pantai. “Karena anjungan kapal bisa mengganggu aktivitas nelayan,” terangnya.
Semula, tim penyelam menemukan nomor lambung kapal bertuliskan FyeNoord’ No 455-456 dan peringatan di kamar mesin bertuliskan “Waarschuwing! Voorzichtig! De Ketels En Machines Bij Het Openen Niet Met Open Light Te Naderen Alvorens Deze Voldoende Geventileerd Zinj”.
Pihak Arkeolog Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto, juga sempat turun kelokasi dan membawa nomor lambung kapal dan papan peringatan itu untuk dilakukan kajian lebih lanjut. Semula itu merupakan bangkai kapal perang Belanda yang bernilai sejarah tinggi,--bahkan jika diuangkan bisa bernilai Rp 500 miliar.

Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Sumenep, M Nasir mengatakan, dengan hasil kajian itu pihaknya tak perlu lagi bernafsu untuk menjadikan wisata bawah laut. “Karena hanya bangkai kapal dagang yang tidak mengandung histori, ya tidak perlu dijadikan objek wisata bawah laut,” terangnya.
Meski demikian, pihaknya tetap mempunyai rencana mengevakuasi bangkai kapal karena keberadaannya bisa mengganggu aktivitas nelayan. “Bangkai kapal itu pasti dievakuasi agar tidak menggangu aktivitas nelayan.Setidaknya, bisa dijadikan besi tualah,” pungkasnya.

sumber: surabayapost

Polres Di Madura Terus Waspadai Terorisme

Liputan-Madura.Polres Di Madura Terus Waspadai Terorisme

Jajaran Polres di Madura terus mewaspadai jaringan terorisme. Polres Sumenep misalnya, meningkatkan kewaspadaan pengamanan pasca ledakan Bom bunuh diri di Masjid Mapolresta Cirebon Jumat (15/04) siang kemarin.

KOMPOL EDI PURWANTO, Kabag Ops Polres Sumenep kepada karimatafm.com mengatakan, operasi rutin sudah dilakukan Polres Sumenep namun pasca ledakan bom itu kewaspadaan memang ditingkatkan, terutama jalur keluar masuk ke wilayah kepulauan Sumenep.

Menurutnya, tidak ada operasi yang berlebihan dengan penjagaan di masjid, sebab kewaspadaan termasuk juga menuntut peran aktif dari masyarakat sendiri.

“Kita sebenarnya sudah dari awal selalu waspada, tapi pasca ledakan bom bunuh diri itu, kita tingkatkan kewaspadaan intern di Mapolres dan mengajak masyarakat lebih berperan aktif, untuk kendaraan keluar masuk kepulauan juga kita awasi,” terang EDI PURWANTO, Sabtu (16/04).

Hal yang sama juga dilakukan di Mapolres Pamekasan, sejak Jumat siang hingga Jumat (15/04) sore, Polres mensweeping kendaraan yang melintas di depan Mapolres jalan Stadion Pamekasan, Madura.

“Kita sudah perintahkan semua polsek jajaran untuk terus waspada dan meningkatkan penjagaan keamanan lingkungan,” terang AKBP ANJAR GUNADI, Kapolres Pamekasan, Sabtu (16/04)..

Seperti di beritakan, bom bunuh diri yang terjadi jelang sholat Jumat di masjid Mapolresta Cirebon itu, membunuh si pelaku bom sendiri serta melukai setidaknya 17 anggota Polri, masyarakat, dan ulama di masjid tersebut.

Berdasar informasi dalam jaring radio Suara Surabaya, ciri-ciri pelaku diperkirakan Laki-laki dengan tinggi badan sekitar 180 cm, kulit kuning langsat, usia antara 25 hingga 35 tahun.

Dan ciri lainnya yang disampaikan Irjenpol ANTON BAHRUL ALAM kepada radio Suarasurabaya, berdasar outopsi golongan darah O, ukuran kaki/sepatu 43 cm, dan pada dahi pelaku ada bekas luka, ada bagian gigi atas patah, di paha kanan ada Toh warna hitam, serta saat eksekusi pelaku mengenakan celana berlapis 5 untuk menyeimbangkan bentuk BOM.

Menurut ANTON saat ini ada 20 saksi yang masih diperiksa dan sudah ada sketsa wajah yang dikirim ke sejumlah Media. Dan meminta peran aktif masyarakat untuk membantu tugas Polri.


sumber: suarasurabaya

Manfaat Teknologi untuk kita

Teknologi dewasa ini tidak lepas dari setiap kehi-
dupan manusia, teknologi menjadi kebutuhan yang sangat sanagt penting. Oleh karena itu kita harus dapat memanfaatkan teknolo
gi dengan sebaik mungkin, akan tetapi dalam proses penggunaan teknologi jangan sampai kita te
rlena dan akhirnya menjadi "budak" dari teknologi. Karena pada hakekatnya teknologi merupakan jalan atau cara yang di ciptakan manusia guna memudahkan kegiatan manus
ia sendiri.



Contoh sederhana dari pemanfaatan Teknologi yang salah kaprah adalah teknologi senjata. Senjata dalam sejarah umat manusia digunakan untuk melindungi dan membantu manusia dari kenyataan-kenyatataan yang terjadi di kehidupan sehari-harinya, baik itu dalam pemenuhan kebutahan Sandang, pangan, dan papan maupun alat pertahanan dari manusia-manusia lain. Akan tetapi dalam prosesnya - seiring dengan berkembangnya teknologi persenjataan, senjata kerap digunakan untuk mengintimidasi pihak-pihak yang kalah dalam hal teknologi senjata, dimana kebanyakan didasarkan oleh tujua-tujuan yang buruk, yaitu pengebirian hak-hak orang lain.

Dengan kenyataan tersebut seharusnya, kita sebagai manusia yang memiliki akal dan hati nurani mampu untuk mengambil keputusan yang tepat dalam memanfaatkan teknologi. Sehingga efek negatif teknologi dapat di hindari, dan teknologi dapat memberikan manfaat yang lebih besardi kemudian hari.

Bangkai Kapal FyeNoord Ternyata Kapal Pengangkut Hasil Bumi

Liputan-Madura. Kapal 'FyeNoord' No 455-456 yang tenggelam di laut Pulau Giliraja, Sumenep, Madura yang awalnya diduga sebagai kapal perang Belanda, ternyata hanya kapal dagang pengangkut hasil bumi.

Hal tersebut disampaikan Danlanal Batupuron TNI AL Madura, Murcoriyono, kepada wartawan di ruang lobi Disbudparpora Kabupaten Sumenep, Jalan dr Soetomo, Jumat (15/4/2011).

Menurut Murcoriyono, dari hasil penelitian dan pengecekan yang dilakukan tim penyelam ternyata kapal tersebut bukan kapal perang. "Di dalam kapal kosong tidak ada hal yang perlu ditakutkan. Karena memang bukan kapal perang," ujarnya.

Dia meminta masyarakat tidak resah dengan keberadaan bangkai kapal tersebut. Sebab, tidak ada bahan yang membahayakan. Namun, dia tetap meminta pada nelayan agar lebih hati-hati jika akan melintas di lokasi bangkai kapal.

"Anjungan kapal itu bisa saja mengganggu nelayan setempat. Sehingga perlu dievakuasi," ujarnya.

Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Sumenep, M Nasir mengatakan, bangkai kapal tersebut rencananya akan dievakuasi agar tidak mengganggu nelayan setempat.

"Jadi, rencana akan dijadikan lokasi wisata bawah laut itu gagal. Karena tidak mengandung histori," terangnya.

Namun dia tidak menyebutkan kapan bangkai kapal akan dievakuasi. Sebab, masih membutuhkan dana yang perlu dipersiapkan oleh pemerintah daerah.

"Besi bangkai kapal itu hanya bisa dijadikan besi tua," tandasnya.


Sumber: detikSurabaya

Wow.....Sumenep Ternyata Punya Potensi Listrik Geothermal

Liputan-Madura.Wilayah Kabupaten Sumenep, Madura memiliki potensi energi panas bumi atau geotermal, tepatnya di Desa Aeng Panas, Kecamatan Pragaan. Demikian kata Kepala Kantor Energi dan Sumber Daya Mineral setempat, Suprayugi.

Ia berharap, Kementerian ESDM melakukan penelitian yang komprehensif, guna mengetahui potensi geotermal di wilayah Sumenep. "Sepanjang pengetahuan kami, belum ada penelitian secara utuh tentang potensi geotermal di Pragaan," ujarnya.

Suprayugi juga mengemukakan, pihaknya membutuhkan sumber energi alternatif, guna menyediakan aliran listrik bagi warga Sumenep. "Apalagi, sebagian wilayah Pragaan belum teraliri listrik dari PLN. Kalau pun dianggap kecil, potensi geotermal di Pragaan itu sebaiknya tetap dimanfaatkan untuk penyediaan aliran listrik bagi warga setempat," ujarnya, menegaskan.

Data di Kantor ESDM Sumenep, sebagian warga setempat yang tersebar di 200 desa di 27 kecamatan belum bisa menikmati fasilitas aliran listrik dari PLN. Sesuai penjelasan Kepala Dinas ESDM Jawa Timur, Dewi J Putriatni di Surabaya (11/4), secara keseluruhan terdapat 11 lokasi geotermal di wilayah provinsi tersebut.

Sumber: REPUBLIKA.CO.ID

Pengusaha Mitra Petani Tembakau Diminta Bangun Pabrik Rokok

Liputan-Madura.Pemkab Pamekasan meminta pengusaha rokok penyerap tembakau petani di sana untuk membangun pabrik cabang di daerah setempat. Langkah itu tak hanya sebagai upaya menarik investasi, juga bisa meningkatkan kemitraan petani tembakau dengan pabrikan.

Lebih penting lagi, hadirnya perusahaan rokok di sana,--meski berstatus cabang, bisa memberi nilai tambah bagi masyarakat Pamekasan karena terbuka lapangan pekerjaan maupun dampak multy player lainnya.

Untuk kepentingan itu, Bupati Pamekasan KH Khalilurrahman MSi berasama tim tembakau sempat safari ke beberapa pabrik rokok yang selama ini menjadi mitra petani tembakau. Termasuk ke kantor pusat PT HM Sampoerna di Jakarta yang menanggapi secara positif tawaran Bupati Kholil yang juga siap membantu kelancaran perizinan atas laju investasi tersebut.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pamekasan, Bambang Edy Suprapto SH, di sela-sela sosialisasi hasil kunjungan Tim Tembakau Pamekasan seusai melakukan kunjungan ke pabrikan, Kamis (14/4) siang.

“Kini tengah digagas kemungkinan mendirikan pabrik rokok di Pamekasan melalui program yang bernama Mitra Produk Sigaret (MPS). Dengan program ini PT HM Sampoerna nanti akan mengupayakan pembanguan cabang pabrik rokoknya untuk memproduksi rokok di Pamekasan, ” kata Bambang.

Pendirian pabrik rokok di Pamekasan, lanjut Bambang, merupakan langkah yang tepat, mengingat selama ini jumlah tembakau terbesar yang dijadikan bahan baku perusahaan rokok khususnya rokok keretek berasal dari Pamekasan. Dengan jumlah areal sekitar 33 ribu ha, Pamekasan bisa menyumbang minimal 25 ribu ton tembakau/tahun.

Pihaknya berharap rencana itu cepat terealisir, karena bisa mendongkrak perekonomian masyarakat Pamekasan. Selain bisa menciptakan lapangan pekerjaan dalam jumlah besar, juga mempermudah petani menjual tembakaunya langsung pada perusahaan.


Sumber: Surabaya Post Online

Gubernur Dukung Relokasi Jemaah Syiah Sampang

Liputan-Madura SAMPANG,Pemerintah Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, siap untuk merelokasi jemaah Syiah pimpinan Tajul Muluk ke lokasi yang mereka inginkan. Relokasi tersebut dalam rangka memberikan keamanan dan kebebasan bagi mereka dalam menjalankan kepercayaannya.

Bupati Sampang Nur Cahya mengatakan, keinginan Pemerintah untuk merelokasi jemaah Syi'ah yang tergabung dalam Ikatan Jemaah Ahlul Bait (Ijabi), berdasarkan permintaan dari ketua Ijabi sendiri, Tajul Muluk.

"Ketika saya menemui Tajul, dia menyampaikan kesiapannya untuk direlokasi," kata Nur Cahya kemarin sore (Kamis, 14/4/2011).

Pilihan relokasi diambil karena Tajul mempertimbangkan keselamatan diri dan 100 lebih jemaah dalam menjalankan kepercayaannya, di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, Madura.

Nur Cahya mengaku sudah melapor kepada Gubernur Jawa Timur Soekarwo, soal rencana relokasi tersebut. "Ia mendukung langkah relokasi tersebut," kata Nur Cahya.

Langkah untuk mempertemukan jemaah Ijabi dengan beberapa pemuka agama di Sampang tidak mungkin dilakukan. Pasalnya, kata Nur, mayoritas masyarakat Sampang masih belum siap menerima ajaran yang dibawa Tajul.

"Kalau saya pribadi tidak ada masalah dengan kepercayaan yang dianut Tajul Muluk dan pengikutnya. Yang penting membawa kedamaian di tengah-tengah masyarakat. Tapi di Sampang saat ini masyarakatnya masih belum siap," terang Nur Cahya.

Mantan Kepala cabang Bank Indonesia Surabaya ini menjelaskan, sebaiknya Tajul Muluk menyebarkan ajarannya di daerah yang kulturnya bisa menerima, sehingga tidak ada resistensi dari masyarakatnya.

Terkait dengan permintaan kompensasi berupa aset yang dimiliki Tajul Muluk seperti rumah, bangunan beserta tanahnya, pemerintah masih akan menyelesaikan lebih lanjut. "Kompensasi tidak bisa kita bicarakan saat ini. Tunggu saja perkembangan kasusnya," kilah Nur.

Sumber: KOMPAS.com

Rabu, 13 April 2011

Soal UN diterima Polres Sampang

Liputan-Madura.Ujian nasional sekolah menengah atas tinggal menghitung hari. Pengamanan naskah soal kian diperketat. Naskah yang sudah disegel, diterima Kepala Bagian Operasi Kepolisian Resor Sampang, Jawa Timur, Rabu (13/4) dini hari.  Naskah UN diambil dari Kepolisian Penjaga Pelabuhan dan Pantai Kepolisian Resor Tanjungperak, Surabaya, Selasa pagi. Pengawalan ketat dengan mengendarai mobil bok dengan pintu disegel dan terkunci.  Menurut Kabag Ops Polres Sampang Komisaris Polisi Danuri mengatakan pengamanan naskah soal UN dalam bentuk kardus telah ditaruh di Mapolres Sampang. Rencananya, proses sortir naskah ujian akan dilakukan pada Rabu pagi.  Pelaksanaan UN SMA akan dilaksanakan Senin depan. Ada 4.250 siswa yang mengikutinya dan tersebar di 22 tempat.

Sumber: metrotv

Sekolah Ambruk Masih Ditempati

Liputan-Madura. Kegiatan belajar mengajar di SDN Kodik, Kecamatan Proppo, Pamekasan, Jawa Timur, Selasa (12/4/2011), terpaksa ditiadakan. Sebab, semua siswa dan para gurunya melaksanakan gotong royong membersihkan tiga kelas yang ambruk.
Mereka sibuk mengeluarkan barang-barang, seperti bangku dan lemari, yang masih ada di dalam kelas.
Sekolah yang jaraknya 2 kilometer dari jantung Kota Pamekasan tersebut separuh atapnya sudah bolong. Gedungnya sebagian sudah ada yang roboh dan lantainya yang terbuat dari tegel sudah mengelupas.
Kepala Sekolah SDN Kodik Proppo, Edy Pratsojo, menuturkan, dua tahun yang lalu kondisi sekolahnya sudah sangat memprihatinkan. Namun, siswanya masih dipaksakan untuk tetap belajar. Sebab, sudah tidak ada ruangan lagi yang bisa dipakai.
Akibat angin puyuh yang terjadi di sebagian Desa Kodik beberapa waktu lalu, atap dan plafon tiga kelas tersebut ambruk. "Saat ini dua kelas sudah rusak parah dan tidak bisa ditempati lagi," kata Eko Pratsojo.
Karena keterbatasan ruangan belajar, satu kelas yang kondisinya juga memprihatinkan, siswa kelas III terpaksa harus menempati kelas tersebut. Kelas itu lantainya sudah mengelupas, plafonnya sudah ada yang roboh, dan sebagian ada yang menggelantung.
"Kami sebetulnya khawatir dengan keselamatan siswa. Namun, kami sudah tidak punya pilihan lagi untuk menempati kelas yang lain," kata Eko Pratsojo.
Tidak hanya itu, ketika hujan deras, ruangan kelas banjir. Sebab, lokasi sekolah berada di dataran rendah. Sebanyak 66 Siswa yang ada di sekolah tersebut kini harus belajar dalam satru kelas yang dibagi dua. Kelas I kumpul dengan kelas II, kelas IV kumpul dengan kelas V. Sementara untuk kelas III tinggal di kelas yang rusak tersebut.
"Khusus kelas VI kami beri ruangan khusus. Sebab, mereka sebentar lagi akan menghadapi ujian semester dan ujian nasional," kata Armano Aidi, wali kelas VI.
Sekolah tersebut sudah pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat pada tahun 2009 lalu. Namun, itu hanya cukup untuk membangun tiga kelas saja. Sementara tiga kelas yang ambruk hingga kini masih belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. "Kami berharap pemerintah segera bertindak. Kondisi sekolah kami kondisinya sudah sangat memprihatinkan," tutur Eko.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pamekasan Ahmad Hidayat saat dikonfirmasi melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar TK/SD Syalah Syamlan mengatakan, pihaknya sudah melihat kondisi sekolah tersebut. Namun, karena anggaran pembangunan sudah dialokasikan kepada sekolah yang lain, terpaksa harus menunggu giliran pada tahun 2012. 

sumber: kompas

Selasa, 12 April 2011

Kondisi Balita Tanpa Anus Memprihatinkan

Liputan-Madura (Pamekasan) - Tanpa selembar alas, Ach. Fahmi, balita berusia 10 bulan itu tergeletak di balai bambu rumahnya di Dusun Glugur, Desa Kodik, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan. Rambutnya cepak. Matanya sesekali terbuka. Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu, menahan derita sakit dipelukan sang ibu.

Potret getir yang kini disadang Fachmi, putra pertama pasangan suami istri (pasutri) Adnan Kusairi (33) dan Sumarni (23), dirasakan sejak baru lahir Selasa (15/6/2010) lalu. Dia harus menahan sakit dikala buang air besar, lantaran tidak memiliki anus untuk mengeluarkan kotoran dari tubuhnya.

Dengan kondisi yang serba terbatas, Fachmi akhirnya dibawa ke rumah sakit Surabaya untuk menjalani operasi. Tepatnya, empat hari setelah Fachmi lahir di dunia. Sejumlah tetangga banyak yang prihatin melihat kondisi Fachmi. Apalagi ekonomi orang tuanya tergolong tidak mampu. Untuk kehidupan sehari-hari, keluarga Fachmi hanya mengandalkan dari ayahnya yang berprofesi sebagai kuli bangunan.

Ditemui di rumahnya, Sumarni awalnya tidak menyangka jika anaknya lahir tanpa anus. Namun, dengan besar hati, ia tidak punya pilihan lain harus membawa anaknya menjalani operasi di Surabaya meski dengan biaya yang tidak sedikit.

"Keluarga hutang kesana kemari. Alhamdulillah, hanya menghabiskan sekitar Rp 5 juta lebih. Ini belum termasuk biaya makan dan perjalanan ke Surabaya," kata Sumarni.

Usai menjalani operasi, Fachmi akhirnya memiliki lubang anus buatan yang terletak di perut sebalah kiri. Kendati begitu, derita Fachmi tidak cukup sampai disitu. Dari lubang anus buatan itu terus mengeluarkan darah ketika lem popok yang dijadikan pembalut anus buatan itu terlepas karena sudah basah.

"Popok yang dijadikan pembalut harganya Rp 6 ribu. Kami harus mengganti popok per harinya sebanyak 4 kali. Kadang, anak saya tetap menangis jika sudah mau buang air besar," ujarnya.

Tidak hanya disitu, keluarga juga sempat membawa Fachmi ke Surabaya untuk menjalani operasi lanjutan. Namun, hasilnya sia-sia. Pasalnya, tidak ada kamar di rumah sakit untuk Fachmi saat itu. "Jika tidak salah, saya 40 hari di Surabaya. Tapi tidak ada kamar. Ya kami pulang," kata Kakek Fachmi, Supa'at (51).

Dikatakan Supa'at, baru-baru ini, rumah sakit Surabaya menghubungi dirinya jika sudah ada kamar untuk merawat cucunya. Akan tetapi, hal itu sudah terlambat. Maklum, dirinya dan keluarganya sudah tidak punya biasa sepeserpun untuk berangkat ke Surabaya. "Mau gimana lagi, kami sudah tidak punya ongkos," pungkasnya.

Sumber : Inilah.com

Senin, 11 April 2011

Puting Beliung Hantui Nelayan

Liputan-Madura (SUMENEP) - Cuaca kurang bersahabat masih menghantui wilayah Sumenep. Prediksi pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalianget bahwa hujan lebat dengan intensitas hujan akan terjadi selama April ini.

Meski tergolong aman bagi pelayanan, namun yang perlu diwaspadai yakni angin kencang yang bisa datang dengan tiba-tiba, sehingga mengancam keselamatan nelayan di serta pelaku jasa transportasi laut. "Kalau kecepatan angin saat ini masih tergolong normal, antara 10-30 km/jam," Kepala BMKG Kalianget, Sumenep, Samsul Arifin, Senin (11/4) tadi pagi.
Selama April, lanjut dia, masih masuk musim pancaroba atau peralihan dari penghujan ke musim kemarau. Selama musim peralihan itu, biasanya diikuti cuaca yang tidak menentu. "Musim kemarau diprediksi Mei," paparnya.

Selama musim peralihan, akan terjadi angin kencang yang mempunyai kekuatan merusak atau yang sering disebut puting beliung. "Bagi daerah-daerah lapang seperti wilayah pesisir atau lahan pegaraman perlu mewaspadai datangnya puting beliung itu," pungkasnya.md2

Sumber: Surabaya Post Online

Madura Gelar Kongres Kebudayaan

Liputan-Madura (Pamekasan), Masyarakat Madura, Jawa Timur akan kembali menggelar Kongres Kebudayaan sebagai upaya untuk melestarikan budaya lokal yang ada di Pulau Garam tersebut.

"Rencananya Kongres Kebudayaan ini akan kami gelar pada Juli 2011 dan pada Senin (11/4) kami gelar seminar pra kongres," kata panitia pelaksana Kongres Kebudayaan Madura, Abrari kepada ANTARA di Pamekasan, Minggu malam.

Kongres Kebudayaan kali ini merupakan kali kedua di Pulau Madura. Kongres pertama telah digelar selama tiga hari pada tanggal 09 hingga 11 Maret 2007 di Kabupaten Sumenep. Ada 39 poin rekomendasi yang dihasilkan pada Kongres pertama ketika itu. Salah satunya menggelar Kongres I Bahasa Madura.

Rekomendasi lainnya adalah adanya kesepakatan untuk tetap mempertahankan budaya lokal Madura dalam konteks kekinian sebagai upaya budaya tanding terhadap masuknya budaya asing yang bisa mengikis nilai-nilai tradisi dan budaya yang ada di Madura.

Menurut panitia pelaksana Abrari, selain mengevaluasi hasil-hasil Kongres Kebudayaan Madura yang pertama pada 2007, Kongres Budaya Madura kali diharapkan juga mampu menghasilkan kebijakan strategis yang berkaitan dengan eksistensi budaya Madura.

"Sebab ada kecendrungan kebudayaan masyarakat Madura kini mengalami krisis identitas. Makanya Kongres ini juga merupakan salah satu upaya revitalisasi atas eksistensi budaya Madura," katanya.

Sebelum pelaksanaan Kongres pihak panitia juga menggelar seminar pra kongres di Pamekasan dengan menghadirkan sejumlah tokoh, seniman dan budayawan se Madura.

"Seminar pra kongres kami gelar ini berthema `Refleksi Atas Krisis Identitas Budaya dan Revitalisasi Gerakan Bermadura," terang Abrari.

Ada tiga orang yang diundang hadir menjadi nara sumber dalam seminar pra kongres Kebudayaan Madura Senin (11/4) itu.

Mereka itu masing-masing budayawan Madura Kadarisman Sastrodiwiryo, mantan pegiat balai Bahasa Jatim Akhmad Zaini Makmun dan Presidium Koalisi Perempuan Jatim, Wiwik Aisyah.

Abrari berharap, kongres kebudayaan itu nanti bisa menghasilkan rekomendasi yang berguna bagi pengembangan tradisi dan budaya lokal masyarakat Pulau Madura.

Sumber: KOMPAS.com

Minggu, 10 April 2011

MUI Bangkalan Kecam Aksi Pembakaran Alquran

Liputan-Madura. majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur mengutuk keras aksi pembakaran Alquran yang dilakukan seorang warga Amerika Serikat di Gainesville, Florida, belum lama ini.

"Kami mengecam aksi pembakaran Alquran yang dilakukan oleh mereka," kata Ketua MUI Kabupaten Bangkalan, KH Syarifuddin Damanhuri di Madura, Sabtu.

Syarif menjelaskan, aksi itu arogan dan bisa memicu konflik yang lebih parah antarsesama pemeluk agama, serta tidak menghargai kerukunan antarumat beragama yang telah disepakati bersama.

"Kalau sudah main bakar kitab suci umat Islam, kan sudah tidak lagi menghargai kerukunan antarumat beragama. Seharusnya saling menghargai terhadap adanya perbedaan agama ini," ungkapnya.

Menurut Syarif, kasus tersebut sering terjadi saat umat Islam menjadi minoritas di suatu negara. Semestinya hal itu tidak perlu terjadi, jika mereka bisa menjunjung tinggi sikap toleransi antarumat beragama.

sumber: republika

Pemkab Sumenep Perluas Bandara Trunojoyo

Liputan-Madura. Tim Sembilan Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, akan menggelar sosialisasi rencana perluasan areal Bandara Trunojoyo di kalangan warga pada Selasa (12/4) pekan depan.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sumenep Nur Salam, di Sumenep, Sabtu (9/4), mengatakan, sosialisasi akan dilaksanakan di aula Kantor Satuan Kerja Bandara Trunojoyo.

Warga yang diundang adalah pemilik dan pengelola lahan di sekitar Bandara Trunojoyo yang kemungkinan menjadi areal terdampak rencana perluasan," katanya.

Ia mengatakan pemerintah daerah berencana memperluas areal Bandara Trunojoyo pada 2011.

"Dana pembebasan lahan untuk kepentingan perluasan Bandara Trunojoyo pada tahun ini disiapkan Rp2 miliar. Pembebasan lahan tersebut ditargetkan selesai pada tahun ini juga," katanya.

Secara teknis, kata dia, pembebasan lahan yang terdampak rencana perluasan Bandara Trunojoyo akan dilakukan tim sembilan.

"Rencana perluasan areal Bandara Trunojoyo yang tentunya akan disertai pembebasan lahan di kawasan sekitarnya didahului dengan sosialisasi oleh tim sembilan. Semoga saja semuanya berjalan lancar," kata Salam menuturkan.

Sejak beberapa tahun lalu, Pemkab Sumenep ingin menjadikan Bandara Trunojoyo sebagai bandara komersial yang disinggahi pesawat berjadwal secara reguler.

Namun, kondisi Bandara Trunojoyo yang sekarang ini belum memenuhi syarat, salah satunya landasan pacu pesawat yang kurang panjang.

Oleh karena itu, pemerintah daerah akan memperluas areal Bandara Trunojoyo dengan cara membebaskan lahan di sekitarnya.

Saat ini landasan pacu pesawat di Bandara Trunojoyo sepanjang 905 meter dengan lebar 23 meter. Sejak 30 November 2010 Bandara Trunojoyo dimanfaatkan sebagai lokasi
latihan terbang oleh siswa sekolah penerbang Merpati Pilot School.


Sabtu, 09 April 2011

Produksi Garam Pamekasan Anjlok

Liputan-Madura Produksi garam di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, setahun terakhir anjlok. Anomali cuaca menjadi faktor utama dan petani garam mengalami kerugian. Sebab, selama tahun 2010 sama sekali tidak ada panen garam.

Ketua Komisi Garam Pamekasan Yoyok Rahmat Efendi menuturkan, tahun lalu produksi garam petani di Pamekasan hanya 2 persen dari produksi 80.000 ton per tahunnya. "Produksi tersebut kami anggap tidak ada karena kualitas garam petani panen prematur," kata Yoyok, Sabtu (9/4/2011).

Di samping itu, produksi tersebut jauh dari kebutuhan garam nasional. Anjloknya produksi garam itu sangat berpengaruh terhadap harga. Harga garam rakyat meningkat 100 persen, yakni Rp 750 per kg. Tahun-tahun sebelumnya per kilogramnya berkisar Rp 350.

Alvia Nuris, salah satu pengepul garam asal Desa Bulay, Kecamatan Galis Pamekasan, menuturkan, harga tersebut belum pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. "Harganya mahal, tetapi barangnya tidak ada. Ini kejadian pertama di Madura," katanya.

Jika anomali cuaca terus terjadi sepanjang tahun ini, menurut Yoyok, petani harus mendapatkan alternatif pekerjaan. "Saat ini posisi petani sangat terjepit lantaran modal usaha yang digunakan untuk mengolah garam tahun lalu hasil dari pinjaman kepada rentenir," terangnya.

Seharusnya, tambah Yoyok, sektor perikanan segera digerakkan. "Beberapa lahan pegaraman milik petani dialihkan pada budidaya ikan sehingga mereka tidak diam meratapi utang yang melilitnya," katanya.

Di Pamekasan, lahan pegaraman cukup luas mencapai 900 hektar. Lahan tersebut terbagi di dua kecamatan, yakni Galis dan Pademawu. Kini lahan tersebut dibiarkan begitu saja tidak terawat, di mana di dalamnya hanya berisi genangan air hujan.

Sumber: KOMPAS.com

Kamis, 07 April 2011

Mahasiswa Tolak Pembangunan Pasar Modern

Liputan-Madura. Ratusan mahasiswa dan para pedagang kaki lima (PKL) yang tergabung dalam Komite Arek Lancor Bangkit (Kalab) Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Kamis (7/42011) menggelar aksi penolakan pembangunan tempat perbelanjaan modern yang mulai menjamur di Pamekasan. Demo digelar di depan kantor DPRD Pamekasan.

Koordinator Kalab Pamekasan Zainal Abidin mengatakan, pembangunan tempat perbelanjaan modern seperti berbagai jenis minimarket, sudah menggusur keberadaan pasar-pasar tradisional, para pedagang kaki lima (PKL) di Pamekasan. Selain itu, keberadaan tempat perbelanjaan tersebut menyuburkan praktek kapitalis. Anehnya kata Zainal, pembangunan tempat perbelanjaan tersebut mendapat dukungan dari pemerintah setempat.

"Ini membuktikan bahwa pemerintah tidak pro terhadap pengembangan ekonomi rakyat miskin di Pamekasan," katanya. Dirinya beralasan, ketidakperpihakan pemerintah dibuktikan dengan merelokasi para PKL ke tempat yang tidak stategis. Sementara pembangunan tempat perbelanjaan modern mendapat lokasi yang strategis.

"Kami minta pembangunan harus distop dan ijin operasional bagi yang berjalan segera dicabut dan DPRD Pamekasan harus bersikap tegas terhadap tuntutan kami," tambahnya.

Sementara itu Wakil Ketua DPRD Pamekasan Muhdal Abdullah mendukung langkah mahasiswa dan para PKL. Pihaknya akan mendesak pemerintah untuk membatasi pembangunan tempat-tempat perbelanjaan modern. Adapun jumlah tempat perbelanjaan yang sudah beroperasional di Pamekasan sebanyak 13 lokasi. Saat ini yang sudah mengajukan permohonan ijin pembangunan kepada Pemkab Pamekasan sudah dua lokasi.

sumber: kompas

Ledakan Besar di Sumenep Diduga dari Bahan Petasan

Liputan-Madura. Ledakan yang terjadi di Dusun Kandibas, Desa Guluk Guluk, Kecamatan Guluk Guluk, Sumenep, Jawa Timur, Rabu (6/4) diduga berasal dari bahan-bahan petasan yang sedang diracik. Akibat ledakan itu sebuah rumah hancur dan penghuninya, Mukhlis, 40, mengalami luka serius.

Saat ini petugas Gegana Brimob Polda Jatim masih melakukan penelitian. Menurut Kepala Polsek Guluk Guluk, Ajun Komisaris Sukrisnadi peristiwa yang terjadi pada Rabu pagi itu diduga berawal dari kegiatan meracik bahan petasan yang dilakukan Mukhlis. Hanya saja, sampai saat ini belum diketahui kronologi yang pasti karena korban belum bisa dimintai keterangan.

"Kami belum mendapatkan keterangan apapun. Tapi kami baru bisa mengambil kesimpulan sementara bahwa bahan yang meledak bukanlah bahan bom, tapi bahan petasan," kata Sukrisnadi.

Meski demikian, kata dia, tim Gegana tetap mengambil sampel bahan yang ditemukan di lokasi kejadian untuk penyelidikan. Hingga kini Mukhlis masih berada di ruang perawatan Rumah Sakit Sumenep. Ayah tiga orang anak itu mengalami luka bakar hampir di sekujur tubuhnya.

Rabu, 06 April 2011

Donasi

LiputanMadura.com Merupakan Blog Swadaya/Pribadi, kami sangat berterimakasih atas semua apresiasi yang diberikan atas LiputanMadura.com. Kami sangat bahagia jika LiputanMadura.com dengan segala keterbatasanya dapat memberikan manfaat bagi khalayak ramai. Dalam prosesnya LiputanMadura.com sangat menjungjung tinggi proses kretatifitas semua kontributor maupun sumber informasi yang kami publish/tampilkan di LiputanMadura.com.
Namun semua itu akan percuma jika LiputanMadura.com tidak berkembang, oleh karena itu kami berharap adanya Donasi dari pengunjung sekalian, Donasi yang kami maksud disini tidak serta merta harus berupa dana, namun dengan mengunjungi kami secara Rutin sudah merupakan kebahagian kami yang paling besar. Terimakasih atas perhatiannya

Kirim Tulisan/Info

Jika Anda ingin mengirimkan Tulisan atau Informasi silahkan kirimkan di e-mail berikut firman@liputanmadura.com dengan subject info/tulisan. Terimakasih

Minggu, 03 April 2011

40% Kontraktor di Pamekasan Bermasala

Liputan-Madura. Sekitar 40% dari total 1.350 CV atau rekanan di Pamekasan bermasalah dalam kelengkapan administrasi. Seperti, administrasi perizinan dan kelengkapan lainnya. Hal itu dinilai berimbas, molornya proyek kontraktual tahun anggaran 2011.

SYAIFUL HAQ RAMLI Kepala Bagian Pembangunan Setkab Pamekasan, Sabtu (02/04), mengakui, dari 32 asosiasi yang ada di Pamekasan, tersisa 7 asosiasi bermasalah dan belum menyetor kelengkapan administrasinya.

Meski bermasalah, sebagian rekanan masih diperkenankan mengikuti pelelangan pekerjaan proyek Pemkab Pamekasan. Ia berdalih hanya menerima data kontraktor, berdasar pengajuan asosiasi dan masih taraf pembinaan sambil menunggu kelengkapan administrasi yang sedang diproses.

SYAIFUL enggan menjelaskan besaran anggaran dan jumlah proyek yang akan dikerjakan tahun ini. Alasannya, jumlah dana maupun lokasi yang akan dibangun melalui kontraktual, akan diketahui setelah kontraktor melengkapi administrasi.

Unik: Ritual Membajak Pantai di Madura

Liputan-Madura. SUMENEP - Ada yang janggal rasanya jika membajak tidak pada tempatnya, bercocok tanam pun dipastikan gagal. Namun warga Desa Ambunten, Kecamatan Ambunten, Sumenep, Madura, Jawa Timur, justru melakukan hal tersebut.

Yaitu menanam jagung di pantai, dengan membajak sekitar dua kilometer hamparan pantai. Tentu cara membajaknya tidak seperti pada lazimnya seorang petani menanam jagung di sawah atau di ladang. Di belakang sang pembajak, diringi musik tradisional khas madura, yaitu musik saronen.

Membajak di pantai ini merupakan rentetan acara petik laut, atau rokat tasek, yang rutin setiap tahun dilakukan oleh Warga Ambunten. Petik laut merupakan tradisi masyarakat nelayan, Sumenep, Madura, yang dilakukan setiap tahun dengan tujuan mengharap berkah sekaligus rasa syukur, atas melimpahnya ikan yang didapat sehari-hari dalam melaut.

Haris Saidi, warga setempat mengatakan, membajak di pantai merupakan simbol dari kesuburan dan rejeki yang melimpah bagi nelayan. “Dengan acara ritual rokat tasek (petik laut) ini kami mengharap berkah sekaligus rasa syukur kami, atas limpahan rizki berupa tangkapan ikan yang melimpah,” ungkapnya di Madura, Sabtu (2/4/2011).

“Membajak di pantai merupakan hal aneh, tetapi ini mesti kami lakukan sebagai simbol suburnya laut kita, dan tangkapan ikan yang banyak” tambahnya.

Setelah selesai membajak, sepasang sapi yang digunakan membajak tersebut di istirahatkan di dekat tenda yang telah disediakan. Sementara warga lainnya yang telah menunggu di bawah tenda menggelar ruwatan, lengkap dengan sesajen dan air bunga tujuh rupa.

Air bunga tujuh rupa tersebut kemudian dikelilingi warga yang khusus ditunjuk melakukan jalannya ritual. Di antara pemukul musik, digantung sesajen dari berbagai jenis makanan, berupa ketupat, pisang, dan semacamnya.

Mantra ritual dibaca dengan cara mengkidung khas Madura, yang dilantunkan beberapa sinden, dengan iringan musik gamelan khas Madura pula. Sementara beberapa orang laki-laki yang ditugaskan, berlenggak-lenggok, menari mengikuti ayunan musik mistik tersebut.

Acara rokat tesek ini dimulai sejak pagi tadi, dan berlangsung hingga tengah malam ini. Biasanya, sesajen dan kembang tujuh rupa tersebut dilarung dan dibuang ke tengah laut begitu acara selesai.

sumber: okezone